Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 90 persen penduduk Indonesia pernah mengalami gangguan kesehatan gigi, baik berupa gigi berlubang maupun gangguan jaringan penyangga gigi. "Menurut data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, prevalensi gigi berlubang dan gangguan jaringan penyangga gigi sekitar 90 persen dan kecenderungannya semakin meningkat," kata Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Armasastra Bahar di Jakarta, Jumat. Wakil Dekan I FKG-UI itu mengatakan, angka kejadian penyakit yang berhubungan dengan gigi dan rongga mulut hingga kini masih tinggi karena perhatian terhadap upaya pemeliharaan kesehatan gigi masih sangat rendah. "Gigi dan rongga mulut adalah port of entry atau pintu masuk dari semua hal ke dalam tubuh. Tapi kebanyakan dari kita tidak memperhatikannya," kata Armasastra. Masalah kesehatan gigi dan rongga mulut, kata dia, juga belum menjadi prioritas bagi masyarakat maupun pemerintah. Padahal, menurut dia, kesehatan gigi sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan dan seringkali merupakan manifestasi penyakit lain dalam tubuh. Ia mencontohkan, pemeliharaan kesehatan gigi dan rongga mulut yang buruk bisa memicu terjadinya kanker rongga mulut (oral cancer) yang dengan cepat dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain dan menyebabkan kematian. Sementara itu, Dr drg Tri Erri Astoeti MKes mengatakan, gangguan gigi dan rongga mulut kadang juga merupakan manifestasi dari sejumlah penyakit termasuk HIV/AIDS, diabetes dan penyakit-penyakit degeneratif. Armasastra menjelaskan bahwa pada dasarnya pemeliharaan kesehatan gigi dan rongga mulut tidak sulit dilakukan. "Hanya dengan menggosok gigi dengan pasta gigi sehabis makan dan sebelum tidur serta memeriksakan kesehatan gigi secara teratur," katanya. Namun demikian, ia melanjutkan, kebiasaan itu hingga kini belum banyak dilakukan oleh sebagian besar kalangan masyarakat karena pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan rongga mulut masih rendah. "Untuk itu kuncinya hanya satu, yakni edukasi," katanya. Sosialisasi dan penyuluhan kesehatan gigi dan rongga mulut, kata dia, harus dilakukan secara intensif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi. "Dan itu merupakan tanggung jawab semua. Pemerintah, organisasi profesi dan masyarakat itu sendiri," demikian Armasastra.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007