Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengingatkan semua pihak untuk terus menjaga dan merawat kemajemukan bangsa Indonesia yang merupakan anugerah dari Allah SWT yang harus dijaga.

"Saya sering diingatkan oleh Ibu Sinta Nuriyah (istri Gus Dur) mengenai keberagaman, kemajemukan kita untuk berhati-hati inilah anugerah Allah yang harus kita jaga dan rawat," kata Presiden Jokowi saat membuka Kongres XVII Muslimat NU di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Kamis.

Jokowi juga mengingatkan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dan beragam ada 646 bahasa lokal dan lebih dari 1.000 suku.

"Inilah yang perlu saya ingatkan kita jaga, kita rawat bersama. Saya setiap datang ke pulau-pulau kecil, ke kabupaten saya sangat merasakan sekali betapa kita ini beragam," katanya.

Ia mencontohkan seperti ucapan salam di Sumatera Utara yang berbeda antara satu kabupaten dengan kabupaten lainnya seperti Horas di Tapanuli dan Yaahouw di Nias.

Selain keberagaman suku, Jokowi juga mengingatkan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai agama.

"Agama juga berbeda-beda. Karena itu saya ingin mengingatkan semuanya ayolah yang mayoritas itu melindungi yang minoritas, yang minoritas menghargai yang mayoritas. Melindungi dan menjaga, itulah kita sering lupa ini," tambah Presiden.

Presiden saat membuka kongres mengatakan saat ini cuaca di Jakarta panas, namun karena kehadiran Muslimat NU semuanya menjadi sejuk dan dingin kembali.

"Jakarta ini ibu kota RI, marilah semua kita jaga, kita rawat bersama. Saya yang biasanya tidak pernah naik kuda saya bela-belain naik kuda agar Jakarta menjadi dingin kembali," katanya.

Kongres diikuti sekitar 2500 warga Muslimat NU yang terdiri atas pimpinan pusat, pimpinan wilayah, pimpinan cabang, cabang istimewa, peninjau dan undangan. Agenda utama Kongres adalah pemilihan Ketua PP Muslimat NU periode 2016-2021.

Dalam kongres juga digelar beberapa acara pendukung di antaranya peluncuran buku karangan Prof Dr Sri Mulyati berjudul "70 Tahun Muslimat NU, Kiprah dan Karya Perempuan NU", serta Expo Muslimat NU yang diikuti 100 peserta dari internal Muslimat NU dan umum.

Muslimat NU merupakan salah satu sayap organisasi NU khusus perempuan. Lahir di Purwokerto pada 29 Maret 1946, Muslimat NU bertujuan mengangkat harkat dan martabat perempuan Indonesia melalui bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dakwah, dan sosial.

Muslimat NU tersebar di 34 provinsi di Indonesia dan tercatat memiliki 532 cabang di tingkat kabupaten dan kota serta 5.222 anak cabang di tingkat kecamatan. Adapun di tingkat desa atau kelurahan, Muslimat NU memiliki lebih dari 36.000 kepengurusan ranting dengan jumlah anggota sekitar 30 juta.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016