Surabaya (ANTARA News) - Dirut Perum Bulog menyatakan tetap optimis target pengadaan beras untuk stok nasional 2007 sebesar 600.000 ton setara beras akan dapat tercapai dengan berbagai upaya yang telah dilakukan Bulog bekerjasama dengan berbagai pihak. "Dari target 600.000 ton, yang merupakan prognosa yang dibuat oleh 26 Kadivrei di seluruh Indonesia itu, kini sudah tercapai sekitar 170.000 ton setara beras. Yang sudah masuk ke gudang Bulog dari 34 mitra kerja sampai hari ini sudah mencapai 95.000 ton," kata Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar di Surabaya, Jumat. Menurut Mustafa, dengan tiga cara yang dilakukan yakni melalui kerjasama dengan 34 mitra kerja, pembentukan Satgas di seluruh sub divrei serta melalui Unit Pengolahan Gabah/Beras (UPGB) penyerapan beras Bulog akan cepat terealisasi. Khusus untuk Satgas, Mustafa menganjurkan para petugas menjemput langsung ke petani dan mereka sudah dilengkapi dengan alat angkut truk, alat timbang dan alat tester serta uang kontan. "Saya berharap para satgas dan Bulog cepat tanggap dan tidak saling menunggu tetapi hendaknya saling mendahului. Jangan menunggu bola tetapi harus menjemput bola," kata Mustafa. Ia juga mengatakan upaya lain yang dilakukan yakni menjalin kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi antara lain dengan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan 13 perguruan tinggi yang diwakili Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk memperkuat satgas di lapangan. Optimisme itu juga ditunjukkan oleh Mustafa dengan melihat pencapaian Bulog Divrei Jawa Timur, dari target 137.000 ton setara beras untuk bulan April, hari ini sudah tercapai 45.000 ton. Sementara untuk Jatim target 2007 sebanyak 413.000 ton. Upaya lain untuk mempercepat akselerasi penyerapan beras para petani, pihak Bulog memberikan insentif berupa karung plastik secara cuma-cuma. Dengan pemberian insentif karung penyerapan Bulog berambah cukup signifikan. "Khusus Jatim, dengan insentif karung hari ini saja penyerapan sudah naik menjadi 9.000 ton per hari dari sebelumnya berkisar antara 3.000 hingga 4.000 ton per hari setara beras. Hal ini akan mempercepat pengadaan stok nasional," kata Mustafa yang antara lain didampingi Kadivrei Perum Bulog Jatim Sutono, Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog Sulatin Umar dan juga Direktur Operasi Perum Bulog Bambang Budi Prasetyo.. Ketika menyinggung beras impor, Dirut Perum Bulog itu mengatakan bahwa impor masih tetap berjalan dan merupakan sisa kontrak lama. "Kira-kira yang sudah masuk sekitar 400.000 ton dari Januari sampai April dan semua masuk gudang. Umumnya adanya di daerah konsumen yang tidak ada poduksi atau daerah-daerah devisit," katanya. Beras impor tersebut antara lain dari Viet Nam dan Thailand. Yang terpenting, menurut Mustafa, Bulog harus tetap komitmen bahwa dalam pengadaan stok nasional harus mengedepankan penyerapan beras petani. "Kalau tidak cukup barulah impor," katanya. Selain itu, Bulog tetap melakukan penyaluran Raskin terutama untuk bencana alam dan kawasan rawan pangan serta tetap berfungsi sebagai stabilisasi harga. "Kalau ada harga beli di atas HPP itu bagus, tapi sebaliknya kalau di bawah HPP Bulog wajib membeli sesuai HPP." Pemerintah sejak 1 April lalu menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) 2007 untuk gabah kering panen Rp2000/kg, Gabah Kering Giling (GKG) Rp2.575/kg dan beras rp4.000/kg.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007