Bagdad (ANTARA News) - Empat tentara Amerika Serikat (AS) tewas dan tiga lagi cedera hari Kamis dalam dua serangan terpisah peluru kendali di ibukota Irak, Bagdad, kata kantor berita mandiri Irak Vioces hari Jumat, mengutip keterangan tentara AS. Tentara itu sedang melaksanakan rencana keamanan Fard Qanoun, penegakan hukum, yang diluncurkan 14 Februari 2007. Sedikit-dikitnya 66 tentara tewas pada April 2007, sementara 81 tentara Amerika Serikat tewas pada Maret 2007. Kematian terakhir itu membuat kehilangan tentara itu sejak serbuan 2003 menjadi 3.317 orang. Terdapat 145.000 tentara Amerika Serikat di Irak dan jumlah itu bakal naik menjadi 160.000 menjelang Juni atas perintah dadakan Bush untuk mencoba memulihkan ketenteraman di Bagdad. Dengan terkunci dalam kebuntuan sepekan atas dana darurat 120 milyar dolar Amerika Serikat (sekitar 1,08 biliun rupiah) untuk perang di Irak dan Afganistan, Presiden George Bush dan pemimpin Demokrat dijadwalkan bertemu tertutup di Gedung Putih. Anggota partai Demokrat takkan berusaha memangkas dana bagi tentara Amerika Serikat di Irak, tapi akan mendesak kemajuan politik di negara dicabik perang itu sebagai syarat, kata senator penting awal April. Anggota parlemen Amerika Serikat mensahkan usul tajaan partai Demokrat, yang menetapkan penarikan tentara Amerika Serikat sebagai syarat bagi pencairan dana penting. Bush menolak upaya partai Demokrat menetapkan tenggat dan mencapnya "pernyataan politik". Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat mensahkan rancangan itu dengan tenggat penarikan berbeda, masing-masing 31 Agustus 2008 dan 31 Maret 2008. Dalam kejadian serupa, dua tentara Inggris tewas dan tiga lagi cedera, satu parah, sesudah bom meledak hari Kamis di dekat regu ronda mereka di Amara, kata Kementerian Pertahanan Inggris hari Jumat. Amara, ibukota propinsi Maysan, terletak 380 kilometer tenggara Bagdad. Menurut angka Kementerian Pertahanan Inggris di London, kematian itu menjadikan 144 tentara Inggris tewas di Irak sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2003. April merupakan bulan paling berdarah bagi pasukan Inggris, dengan 10 tentara tewas. Kematian itu merupakan yang terkini terjadi di negara terkoyak perang tersebut, kata kementerian tersebut. Tentara Inggris kemungkinan berada di Irak hingga 2012, kata koran "Sunday Telegraph" pada pekan pertama April mengutip dokumen rahasia tentang perencanaan. Keterangan itu terdapat dalam Rencana Pergiliran Tugas, yaitu dokumen rencana rahasia disusun para pimpinan di kementerian pertahanan dan beredar bulan sebelumnya. Dokumen itu berisi daftar kesatuan dan jadwal penugasan, kata koran tersebut. Berita itu berlawanan dengan pesan Perdana Menteri Tony Blair ketika mengumumkan penarikan pertama sejumlah besar pasukan utama Inggris di Irak pada Februari. Blair mengumumkan jumlah tentara Inggris --sekutu utama Amerika Serikat pada penyerbuan 2003-- akan dikurangi dari 7.100 menjadi 5.500 pada tengah tahun ini. Ia menambahkan bahwa pasukan Inggris akan tetap berada di Basra "hingga memasuki tahun 2008, sepanjang masih dibutuhkan dan ada tugas", tapi berita itu memperkirakan penempatan pasukan mungkin masih jauh lebih panjang lagi. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007