Senggigi, Mataram (ANTARA News) - Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) Mataram, dr. Agus Wijaya terpilih sebagai Ketua Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang beranggotakan seluruh rumah sakit daerah dan swasta di daerah itu. "Sebenarnya Persi NTBsudah pernah ada, namun selama beberapa tahun vakum dan kepengurusannya sudah tidak aktif karena kesibukan masing-masing, sehingga perlu dihidupkan kembali," kata dr. Agus Wijaya kepada wartawan, di Senggigi. Dijelaskannya, Persi tersebut merupakan wadah persatuan bagi seluruh rumah sakit yang ada di daerah itu, tidak terbatas hanya pada rumah sakit daerah milik pemerintah kabupaten/kota saja. Keanggotaan Persi juga mencakup rumah sakit tentara (TNI AD), rumah sakit Islam dan rumah sakit Katholik yang berlokasi di Ampenan Kota Mataram. Rumah sakit daerah sendiri terhimpun dalam asosiasi rumah sakit daerah dan mereka juga bergabung dalam Persi. "Kita harapkan dengan diaktifkannya kembali Persi NTB sebagaimana yang dimandatkan Persi Pusat, berbagai permasalahan dan peningkatan pelayanan medis dapat dilakukan," katanya. Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr. Baiq Magdalena yang hadir dalam acaara di Persi itu menyatakan, dukungannya terhadap kembali aktifnya PersiNTB. Dengan terbentuknya kembali kepengurusan Persi NTB tersebut, maka diharapkan akan menjadi mitra pemerintah dalam meningkatkan pelayanan medis maupun mencarikan solusi berbagai persoalan yang mungkin terjadi. Adanya wadah bagi seluruh rumah sakit di daerah itu tidak hanya asosiasi rumah sakit daerah saja, maka kemitraan pemerintah provinsi dengan rumah-rumah sakit yang ada akan dapat lebih baik. "Koordinasi kita dengan rumah-rumah sakit yang ada di daerah ini akan lebih mudah dan lancar melalui perhimpunan mereka dalam Persi dan otomatis akan sangat memudahkan kita," katanya. Lebih lanjut, dr. Agus yang mantan Wakil Kepala Dinas Kesehatan NTB tersebut menyatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan melengkapi kepengurusan Persi NTB, sekaligus menyusun program-program k

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007