Jayapura (ANTARA News) - Perang antarsuku Me dan Moni di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua sejak Jumat (20/4) pagi Pkl.09.00 WIT masih berlanjut, sementara aparat keamanan dari Kepolisian Resort (Polres) Nabire terus bersiaga di titik-titik rawan sambil berupaya meredakan konflik antarsuku itu. Dari Distrik Nabire, Kabupaten Nabire, Sabtu, kontributor ANTARA News melaporkan, sejak pagi Pkl.07.00 WIT, perang suku antara suku Me dan Moni terjadi di wilayah jembatan Nabire, perbatasan antara kampung Wonorejo dengan kampung Karang, Distrik Nabire. "Dua suku yang bertikai itu pada saat ini sedang saling panah. Mereka bersembunyi di balik pohon dan semak belukar sambil melayangkan panah ke arah musuh. Puluhan warga yang terlibat perang ini mengalami luka serius dan sedang terbaring di dalam hutan tanpa pertolongan," katanya. Situasi di lokasi perang saat ini sangat menegangkan. Polisi setempat belum dapat meleraikan konflik ini karena kedua suku sedang saling memanah dan melemparkan batu. Mereka tidak menghiraukan seruan pihak keamanan untuk berhenti berperang. Pada hari pertama perang suku, Jumat (20/4), tidak kurang dari 30 warga yang terlibat perang itu dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nabire. Jumlah ini akan bertambah pada hari ini karena masih banyak warga yang terkena panah dan batu terbaring di dalam hutan. Mereka belum mendapatkan pertolongan medis karena dua suku ini masih sedang berperang. Petugas kesehatan atau relawan warga setempat tidak dapat memasuki wilayah perang itu. Adapun tempat kejadian perkara (TKP) perang suku itu, selain di jembatan kali Nabire, desa Wonorejo juga desa Karang. Suku Moni terkonsentrasi di Wonorejo sedangkan suku Me di desa Karang.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007