Depok (ANTARA News) - Analis politik dari Universitas Indonesia (UI), Boni Hargens, mengatakan pengusiran wartawan yang sedang meliput pembukaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD PDIP Propinsi Bali merupakan tindakan yang merendahkan dunia pers, dan preseden buruk bagi pertumbuhan demokrasi di Indonesia. "Tindakan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri jelas merendahkan dunia pers, sekaligus preseden buruk bagi pertumbuhan demokrasi di Indonesia," kata Boni menanggapi kejadian tersebut. Boni terkejut mendengar kejadian itu karena dilakukan oleh ketua umum partai yang dicap partai 'wong cilik' dan seorang mantan presiden yang berjasa dalam mengembangkan demokrasi melalui penerapan pemilu langsung. "Sangat tidak etis hal tersebut dilakukan oleh seorang tokoh politik," ujarnya. Kalau memang itu acara internal partai yang sifatnya sangat konfidensial, seharusnya DPP PDIP tidak mengundang wartawan sejak awal bukan pada saat acara berlangsung, kata Direktur Riset Parrhesia itu. Namun lanjut dia, kesalahan tidak hanya pada Megawati, tetapi pada panitia rapat, artinya tidak ada koordinasi yang bagus antara panitia dan pimpinan partai sebelum acara dimulai. Ia meminta PDIP untuk segera introspeksi diri, terutama mengenai pentingnya manajemen internal kepartaian, mulai dari soal koordinasi kader, sampai pada pola komunikasi politik dengan publik. "Partai politik harus memberi contoh bagaimana menghargai demokrasi yang salah satu poinnya adalah menjunjung tinggi kebebasan pers dan menghargai profesi jurnalistik," jelas pengajar ilmu politik FISIP-UI tersebut. Lebih lanjut Boni mengatakan yang menyedihkan adalah seolah-olah rekan-rekan wartawan hanya pekerja berita yang dihargai kalau kehadirannya mendukung kepentingan kelompok. Pers, kata dia, berhak memberitakan apapun yang benar untuk kepentingan publik dan demokrasi. Sebelumnya, diberitakan Megawati lagi-lagi "mengusir" wartawan media cetak maupun elektronik, saat pembukaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD PDIP Propinsi Bali di Hotel Mercuri Sanur, Sabtu siang. Padahal saat Ketua DPD PDIP Bali, Anak Agung Oka Ratmadi memberikan sambutan mengawali acara itu, pers bebas berada di dalam ruangan untuk melakukan liputan. Setelah mendengar permintaan Megawati yang ketika menjadi Presiden RI uga dikenal tertutup terhadap pers itu, wartawan segera "digiring" keluar ruangan oleh humas panitia, Adenan, menuju lobi hotel. Belasan wartawan yang semula tak menduga akan ada "pengusiran" itupun menggerutu dan terpaksa mengikuti perintah keluar ruangan. (*)

Copyright © ANTARA 2007