Kupang (ANTARA News) - Gempa bumi tektonik berkekuatan 6.4 Skala Richter (SR), yang mengguncang Flores Timur pada Senin, 08.13.04 WIB dirasakan hampir di seluruh wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Setelah dilakukan pemutakhiran (update) berdasarkan analisis final, diperoleh parameter gempa bumi, tepatnya di Laut Flores, pada jarak 193 km arah timur laut Kota Maumere dengan kedalaman 517 km. Dengan kedalama ini maka wajar jika guncangan gempa bumi tersebar dalam wilayah sangat luas hampir di seluruh NTT," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Mochammad Riyadi, Senin.

Penjelasan Mochammad Riyadi itu terkait dampak gempa Flores Timur yang diterima Antara melalui pesan WhatsApp.

Pada Senin, pukul 08.13.04 WIB terjadi gempa bumi tektonik yang mengguncang hampir seluruh wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hasil analisis pendahuluan yang dikeluarkan BMKG pada 5 menit pertama menunjukkan gempa bumi ini berkekuatan M=6,4.

Namun setelah dilakukan pemutakhiran (update) berdasarkan analisis final, diperoleh parameter gempa bumi dengan kekuatan M=6,1. Episenter terletak pada koordinat 7,38 Lintang Selatan dan 123,43 Bujur Timur, tepatnya di Laut Flores, pada jarak 193 km arah timurlaut Kota Maumere dengan kedalaman 517 km.

"Sehingga wajar dengan kedalaman ini guncangan gempabumi tersebar dalam wilayah sangat luas hampir di seluruh NTT," katanya menjelaskan.

Meskipun gempa bumi ini termasuk klasifikasi gempa bumi kuat, tetapi patut disyukuri bahwa gempa bumi ini merupakan gempa bumi hiposenter dalam (deep focus earthquake) yang tidak berpotensi merusak dan tidak berpotensi tsunami.

Peta tingkat guncangan menunjukkan dampak gempa bumi berupa guncangan dirasakan di Wetar, Alor, Lomblen, Maumere, Ende, dan Sikka pada skala intensitas II SIG BMKG atau III MMI.

Banyak warga di daerah tersebut terkejut akibat guncangan gempa bumi ini, tetapi hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan akibat gempa bumi.

Dia menambahkan, secara tektonik, di bawah zona Laut Flores merupakan zona pertemuan lempeng yang memiliki keunikan tersendiri karena di wilayah ini Lempeng Indo-Australia menyusup curam ke bawah Lempeng Eurasia hingga di atas 600 km.

Gempa bumi dalam dengan hiposenter di atas 300 km di Laut Flores merupakan fenomena menarik, karena fenomena semacam ini sangat jarang terjadi.

Jika ditinjau mekanisme sumbernya yang berupa oblique turun (kombinasi sesar turun dan mendatar dengan dominasi pergerakan turun), tampak bahwa aktivitas yang terjadi sangat mungkin masih dipengaruhi gaya tarikan slab lempeng ke bawah.

Dalam hal ini gaya tarikan lempeng ke bawah (slabpull) yang lebih dominan karena pada kedalaman Zona Transisi Mantel bagian bawah terjadi ketidakseimbangan gaya yg dipengaruhi gaya apung lempeng (slab bouyancy) dan dominasi ada pada gaya menarik lempeng kebawah.

"Aktifnya "deep focus earthquake" di Laut Flores ini menjadi petunjuk bagi kita semua bahwa proses subduksi lempeng dalam di utara NTT hingga kini masih berlangsung," katanya.

Masyarakat pesisir di seluruh wilayah NTT dihimbau agar tetap tenang mengingat gempabumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami.

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016