Sinjai, Sulsel (ANTARA News) - Sebanyak 36 rumah rusak di dua desa, Kecamatan Sinjai Borong akibat disapu angin puting beliung, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, Kamis.

Dua desa tersebut yakni, Desa Bontosinala tercatat sebanyak 26 unit rumah rusak dan Desa Biki Nangka 10 unit rumah rusak. Musibah itu terjadi sekitar pukul 15.00 WITA

Menurut warga Desa Bontosinala, Baso menuturkan, awalnya hanya hujan rintik namun beberapa saat kemudian angin kencang secara bergelombag datang dan menyapu rumah warga sekitar.

"Tadinya hanya hujan rintik-rintik beberapa saat kemudian angin kencang datang dan menerjang atap rumah dan membawanya terbang, serta ranting pohon patah-patah jatuh diatap rumah warga," tuturnya,

Saat ini kata dia, sebagian warga yang menjadi korban sudah membersihkan dibantu aparat keamanan.

Sementara Kepala Unit Provos Polsek Sinjai Borong Bripka Imran Appe mengatakan saat ini pihaknya membantu korban bencana bersama TNI tim dari Koramil setempat. Sejumlah rumah mengalami kerusakan berat juga sedang.

"Beberapa unit rumah rusak diterjang angin ada juga tertimpa dahan dan ranting pohon diatap rumahnya. Tadi Tim susah membantu membersihka serta mendata para korban," ujar dia ketika di konfirmasi malam tadi.

Hingga saat ini aliran listrik masih padam karena kabel listrik sebagian putus dan masih menggelantung di datang pohon yang rebah.

Petugas meminta warga yang terkena musibah itu untuk mengungsi di rumah tetangga dan keluarganya terutama rumah warga yang hancur diterjang angin puting beliung.

Kepala Bagian Penanggulangan Bencana Alam Daerah (BPBD) M Junaedi dikonfirmasi menyatakan tim telah berada di lokasi terabut untuk memberikan pertolongan.

"Malam ini personel sudah turun di lokasi kejadian untuk membanti termasuk mendata jumlah rumah warga yang rusak baik Berat, sedang maupun ringan," ucapnya.

Tidak hanya itu Tim sudah mendirikan tenda darurat untuk memberika pelayanan kebutuhan bagi para korban. Lokasi kejadian tersebut berjarak 40 kilometer dari arah kota Kabupaten kota bagian selatan Sinjai.

Pewarta: Darwin Fatir
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016