Kediri (ANTARA News) - Kepolisian Resort Kota (Polresta) Kediri, Jatim, mengerahkan ratusan anggotanya untuk mengintensifkan pengamanan di kota itu pada malam hari, menyusul aksi pengrusakan tiga pos polisi oleh orang tidak dikenal pada Jumat dinihari lalu. Kepala Polresta Kediri, AKBP Putu Jayan DP, Senin menyatakan, pengintensifan pengamanan khususnya di pos-pos penjagaan daerah perbatasan itu dilakukan agar peristiwa tidak bertanggung jawab itu tidak meluas. "Di kawasan perbatasan ini rawan karena biasanya tidak ada penjagaan bila malam hari," ujar Putu yang baru dua pekan menjabat Kapolresta Kediri menggantikan pejabat lama AKBP Adnas. Selain penjagaan, ratusan personel kepolisian itu, juga melakukan razia terhadap segala jenis kendaraan yang memasuki wilayah Kota Kediri utamanya pada malam hari. Sementara itu, sampai sekarang jajaran Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polresta Kediri belum berhasil mengidentifikasi pelaku perusakan tiga pos penjagaan polisi itu. Demikian halnya dengan motif perusakan tersebut, petugas juga belum mendapatkan perkembangan lebih lanjut. Seperti diberitakan sebelumnya, tiga pos penjagaan polisi yang berlokasi di Pertigaan Kantor Pos, Perempatan Alun-alun, dan Perempatan Sri Ratu dirusak oleh orang tak dikenal yang mengendarai motor Yamaha RX King dan Honda GL Max. Menurut seorang saksi mata bernama Tutik dalam keterangannya di Mapolresta Kediri, pelaku berjumlah empat orang dengan potongan rambut cepak. Namun demikian, polisi menolak spekulasi mengenai keterlibatan personel TNI-AD dalam insiden menegangkan itu. "Kami tidak pernah memiliki masalah dengan personel TNI," tutur Kepala Satuan Reskrim Polresta Kediri, AKP Isbari. Walau begitu, sejumlah spekulasi terus berkembang, diantaranya aksi anarkhis itu diduga ada kaitannya dengan penangkapan bandar judi kelas kakap, Hari Baung. "Tapi saya kira itu juga tidak benar, karena tidak ada indikasi mengarah ke sana," ujar Isbari membantah keterlibatan anak buah Hari Baung itu.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007