Yogyakarta (ANTARA News) - Ahli ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Toni Prasetiantono, mengatakan, ada tiga faktor utama yang mampu menjaga bahkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Berbicara pada Tinjauan Indonesia 2017 (Indonesia Outlook 2017), di Gedung Poerbatjaraka UGM, Yogyakarta, Jumat, dia katakan, ketiga faktor utama itu menjadi peluang bagi pemerintah Indonesia menjaga dan meningkatkan realisasi pertumbuhan di atas target yang ditetapkan.

Faktor utama pertama, kata dia, adalah dampak kebijakan Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, yang diperkirakan banyak pengamat dan ahli ekonomi dunia bakal mengganggu geliat perekonomian dunia. Ini juga akan terasa di Indonesia dan belahan lain dunia.

"Banyak juga pengamat dan ekonom dunia memperkirakan Trump akan merubah janji kampanyenya saat menjalankan pemerintahan Amerika Serikat. Karena cukup berbeda kepemimpinan yang dia jalankan di bidang bisnis dengan kepemimpinannya dalam pemerintahan," kata Prasetiantono.

Faktor kedua, dampak geliat dari harga komoditas utama Indonesia, di antaranya kenaikan harga di sektor minyak dan gas yang berdampak signifikan pada kenaikan harga batubara.

Pada bagian ini, katanya, pelaku usaha di sektor batubara mulai dapat menikmati hasil usahanya yang dalam beberapa waktu terakhir tidak mampu bangkit dari kisaran angka sekitar 50 dolar Amerika Serikat per barel.

Namun kini, harga batubara sudah mencapai angka diatas 100 dolar Amerika Serikat/ton, sehingga memberikan pengharapan bagi pengusaha batubara untuk mendapatkan kenuntungan optimal di saat-saat ini.

Faktor ketiga, dampak pemberlakuan pengampunan pajak kepada masyarakat luas agar terus dikembangkan. Sampai saat ini, dana terkumpul dari pengampunan pajak ini masih sangat jauh di bawah target. 

Pewarta: RH Napitupulu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016