Washington (ANTARA News) - Beberapa pejabat AS, Senin, berusaha meredam kemarahan rakyat Irak sehubungan dengan pembangunan tembok beton di sekitar tempat bergolak Sunni di Baghdad, dan mengatakan proyek itu "dirancang untuk bersifat sementara". Pembangunan tembok setinggi lima meter, panjang lima kilometer tersebut di sekitar permukiman Adhamiyah, Baghdad, menyulut protes di jalan di kota itu dan mengundang kecaman dari Perdana Menteri Nuri Al-Maliki. Namun beberapa pejabat AS mengatakan tembok tersebut --bagian dari strategi keamanan pimpinan AS guna menenangkan Baghdad-- didukung oleh pasukan keamanan Irak. "Jelas, ada aspek mengenai ini sehingga pemerintah Irak pada saat ini mereka itu tidak produktif dan kami akan melanjutkan pekerjaan dengan pemerintah Irak ke depan," kata jurubicara Pentagon Bryan Whitman, seperti dikutip AFP. Ia berbicara setelah Al-Maliki, dalam kunjungan ke Mesir, Ahad, berikrar akan menghentikan proyek pembangunan tembok itu. "Saya menentang pembangunan tembok tersebut dan pembangunannya akan dihentikan," kata Al-Maliki. Banyak warga Baghdad dan politikus Irak dari kedua kubu yang berbeda menentang pembangunan tembok itu, dan menyatakan itu akan menambah parah perpecahan antar-aliran agama di ibukota Irak tersebut. Hari Senin, beberapa ratus orang melakukan protes di Adhamiyah. Whitman dan pejabat lain AS mengatakan tembok itu dimaksudkan untuk melindungi warga Adhamiyah dari serangan pengikut aliran lain, dan emncegah wilayah Sunni tersebut digunakan sebagai tempat menyulut kerusuhan terhadap daerah Syiah yang berdekatan. Beberapa pejabat AS dan Irak di Baghdad berbicara mengenai perluasan upaya guna mencakup permukiman lain di Baghdad --tapi di Washington, para pejabat menegaskan bahwa tembok tersebut "hanya bersifat sementara". "Ini selalu dirancang untuk menjadi jenis tindakan sementara yang dikoordinasikan dengan berbaga pajabat Irak guna mencegah serangan dan memungkinkan rakyat secara mendasar menjalani kehidupan sehari-hari mereka tanpa khawatir terhadap serangan," kata Whitman. "Tujuannya di sini bukan sebagai penghalang permanen," kata wanita jurubicara Gedung Putih Dana Perino, "tapi untuk berusaha meredakan keadaan guna melindungi rakyat yang tak berdosa". Jurubicara Departemen Luar Negeri AS, Sean-McCormack berkeras bahwa pemerintah Irak "telah sepenuhnya dijelaskan mengenai ini, setidaknya melalui pihak militer". "Ini bukan dimaksudkan sebagai pernyataan politik, itu dimaksudkan sebagai tindakan keamanan dan kami bekerjasama secara erat dengan pasukan keamanan Irak mengenai itu," katanya. "Ini, apa yang saya pahami akan merupakan tindakan sementara, ditujukan untuk melindungi penduduk sipil, itu bukan dimaksudkan untuk memecah rakyat," kata McCormack. Di Baghdad, Duta Besar AS Ryan Crocker memanfaatkan taklimat pertamanya sejak tiba bulan lalu untuk mengatakan tembok tersebut tak dimaksudkan untuk mengotak-kotakkan masyarakat Sunni dan Syiah di kota itu. "Penting untuk tak kehilatan pandangan pada ancaman yang melatar-belakangi keputusan yang telah diambil," kata Crocker. Tujuan di Adhamiyah ialah "untuk berusaha mengidentifikasi di mana garis pergolakan berada, di mana tempat serangan berada dan untuk mendirikan penghalang yang pada dasarnya menghalangi serangan itu", katanya. Jurubicara pasukan Irak yang terlibat dengan tentara AS dalam penerapan rencana keamanan di Baghdad, Brigadir Jenderal Qassim Atta, mengatakan banyak kabupaten lain sudah atau akan memiliki suatu bentuk penyangga. Atta mengatakan satuan Irak yang terlibat dalam perencanaan dan pembangunan tembok tersebut berada di bawah komando Al-Maliki, dan menyatakan mungkin Perdana Menteri bereaksi terhadap laporan yang keliru. Atta juga berkata, "Ia mengatakan ia takkan menerima penghalang keamanan setinggi 12 meter." Tembok itu dibuat dari beton seberat enam ton. (*)

Copyright © ANTARA 2007