Sana'a (ANTARA News) - Kelompok Syiah Yaman, Al-Houthi, pada Sabtu (17/12) menyatakan petempurnya telah mematahkan serangan besar yang dilancarkan oleh tentara pemerintah Arab Saudi di tempat perlintasan perbatasan Alab yang berada di antara wilayah Asir di Arab Saudi dan kubu Houthi di Yaman Utara, Saada, demikian laporan kantor berita Saba yang dikendalikan oleh Houthi.

Houthi mengatakan petempur mereka "menewaskan puluhan prajurit Arab Saudi" dalam 24 jam terakhir pertempuran, meski belum ada laporan dari Arab Saudi mengenai korban.

Itu adalah pertempuran terkini di perbatasan bersama tersebut, yang bagian utaranya di bawah kendali militer Arab Saudi sementara bagian selatannya masih dikuasai Houthi.

Saba mewartakan pasukan gerilyawan Yaman juga melancarkan serangan rudal Katyusha ke wilayah Arab Saudi di sebelah barat Daerah Dhahran, serta kamp militer Shabaka dan Arabah di wilayah perbatasan Arab Saudi, Asir.

Secara terpisah, petempur Al-Houthi yang didukung oleh prajurit militer Yaman yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah menembakkan bom artileri dan rudal Katyusha ke kamp militer Arab Saudi, Rakabat Al-Ash, Mustahdath dan Kamp Al-Khadhra di Wilayah Arab Saudi yang bertetangga, Najran, dan tempat pertemuan militer Arab Saudi di sebelah barat pos penyeberangan perbatasan Tiwal di Wilayah Arab Saudi Jizan menurut Saba.

Belum ada laporan mengenai korban jiwa akibat serangan itu.

Sementara itu, bentrokan pada Sabtu juga dilaporkan terjadi antara petempur Houthi dan pasukan pemerintah Yaman di pengasingan yang didukung Arab Saudi di beberapa provinsi Yaman termasuk Taiz, Al-Jawf, Marib, Lahj dan di Nehm di bagian timur-laut Ibu Kota Yaman Sana'a, yang dikuasai Al-Houthi menurut media lokal.

Houthi telah mengincar kota besar perbatasan Arab Saudi sejak awal perang di Yaman pada awal 2015, yang menewaskan ribuan warga sipil dari kedua pihak.

Houthi, yang didukung oleh pasukan yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh, merebut kekuasaan pada 2014, dan menggulingkan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui masyarakat internasional dan pemerintahnya, yang dituduh korupsi.

Tuduhan tersebut dibantah oleh Pemerintah Hadi, yang meminta bantuan militer koalisi pimpinan Arab Saudi pada Maret 2015 untuk memulihkan kekuasaannya, demikian menurut warta kantor berita Xinhua.
(Uu.C003)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016