Bojonegoro (ANTARA News) - Kerugian akibat banjir luapan Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, yang terjadi selama dua hari mencapai Rp1,7 miliar. Kerugian tersebut diperhitungkan dari rusaknya areal tanaman jagung seluas 189 ha di 33 desa yang tersebar di sembilan kecamatan. Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Parwoto, Selasa, mengemukakan bahwa berbeda dengan tanaman padi yang tergenang hanya dalam waktu tidak lebih dua hari tidak menimbulkan kerusakkan, sedangkan tanaman jagung, begitu terendam air banjir langsung rusak, sehingga para petani akan menurun drastis penghasilannya. "Jagung begitu `klelep` (terendam) sehari dua hari, ya jelas petani tidak akan panen," jelasnya. Sedangkan, menurut dia, areal tanaman padi yang terendam air seluas 3.143 ha di 93 desa di 14 kecamatan, dianggap tidak menimbulkan kerugian termasuk tanaman polowijo seluas 755 ha. "Seperti ketela, kuat meskipun terendam air banjir," tambahnya. Data di Pemkab Bojonegoro, banjir luapan Bengawan Solo tersebut menggenangi 103 desa yang tersebar di 14 kecamatan. Warga yang menderita akibat banjir sebanyak 10.204 KK. Adanya rumah warga yang tergenang atau terkena arus aliran banjir Bengawan Solo, juga tidak diperhitungkan mengalami kerusakkan atau kerugian. Juga dilaporkan, banjir yang ketinggian airnya di Bojonegoro pada papan duga mencapai 11,15 m pada Minggu (22/4), juga merendam fasilitas umum, sebanyak 28 tempat ibadah dan 11 sekolahan. Menurut Kasubdin Humas dan Media Informasi Pemkab Bojonegoro, Jhony Nurhariyanto, bantuan yang sudah disalurkan bagi korban banjir beras sebanyak 49.361 kg, mie instan 1.775 dus dan kecap 476 botol. "Sekarang ini Pemkab juga terus menyalurkan bagi korban banjir di Bojonegoro masing-masing KK mendapatkan bantuan beras 5 kg, mie instan 5 pak dan 1 botol kecap," ucapnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007