Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang data dan informasi lingkungan. "Kerjasama ini penting untuk menyiapkan data dan informasi mengenai lingkungan, termasuk keberadaan `gumuk pasir` di Pantai Parangtritis," kata Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X, usai penandatanganan kerjasama tersebut di Yogyakarta, Selasa. Apalagi, kata Sultan, dalam waktu dekat sesuai dengan kesepakatan Pemprov DIY dan Pemkab Bantul di kawasan pantai selatan akan dilakukan penataan bangunan yang dekat dengan pantai yang bertujuan normalisasi perubahan arah angin. "Jika ada informasi yang akurat dari lembaga yang berwenang, Pemprov DIY dan Pemkab Bantul dapat segera melakukan penataan dengan batas jelas, sehingga `gumuk pasir` dapat diselamatkan dan dilestarikan," katanya. Sementara itu, Kepala Bakosurtanal, Rudolf Matindas, mengatakan, `gumuk pasir` di Pantai Parangtritis dapat berfungsi menahan angin, ombak maupun gelombang tsunami, sehingga keberadaannya di pantai selatan dinilai terunik di dunia,dan harus dilestarikan, serta tidak boleh menjadi tempat padat bangunan. Menyinggung keberadaan laboratorium yang terletak di Parangtritis, ia mengatakan, dapat menjadi wahana pendidikan bagi masyarakat untuk mengetahui bagaimana mengurangi dampak bencana. "Laboratorium di Parangtiris itu mendapat bantuan dari beberapa lembaga internasional melalui kerjasama yang sudah dilakukan dengan Malaysia, Jepang dan Prancis. Dengan laboratorium itu diharapkan mampu menghasilkan penelitian berkualitas," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007