Penguatan dolar AS juga didukung oleh kenaikan suku bunga di Amerika Serikat yang diproyeksikan cukup agresif."
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Rabu sore bergerak melemah sebesar 22 poin menjadi Rp13.410, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.388 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa dolar AS masih mempertahankan penguatannya terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah menyusul masih kuatnya keyakinan pasar terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

"Penguatan dolar AS juga didukung oleh kenaikan suku bunga di Amerika Serikat yang diproyeksikan cukup agresif," katanya.

Ia mengemukakan bahwa bank sentral Amerika Serikat (The Fed) berencana untuk menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali lagi pada 2017 mendatang. Alhasil, level bunga yang lebih tinggi memicu permintaan dolar AS meningkat.

Kendati demikian, menurut dia, harga minyak yang bergerak di area positif menyusul ekspektasi cadangan minyak Amerika Serikat yang akan turun menjaga harga komoditas lainnya, kondisi itu dapat menjaga fluktuasi mata uang komoditas.

Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Rabu (21/12) sore ini menguat 0,64 persen menjadi 53,64 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude menguat 0,61 persen ke posisi 55,69 dolar AS per barel.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa konsistensi kenaikan harga komoditas bisa menjaga fluktuasi mata uang domestik ke depannya.

"Meski dalam jangka pendek pelemahan rupiah bisa bertahan, tetapi daya tarik imbal hasil tinggi surat utang negara (SUN) serta ekspektasi membaiknya pertumbuhan ekonomi akibat kenaikan harga komoditas bisa mengembalikan sentimen positif terhadap rupiah di jangka menengah," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.473 dibandingkan Selasa (20/12) Rp13.393.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016