Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, dibuka turun sebesar 6,58 poin menyusul kekhawatiran pelaku pasar terhadap ketidakpastian global.

IHSG BEI dibuka melemah 6,58 poin atau 0,13 persen menjadi 5.036,28. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 1,66 poin (0,20 persen) menjadi 831,76.

"Sentimen dari dalam negeri yang terbilang positif setelah Fitch Ratings menaikan peringkat Indonesia belum mampu menopang IHSG untuk bergerak ke area positif," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, hal itu dikarenakan investor cenderung lebih tertuju untuk menyelamatkan portofolionya dari ketidakpastian global yang masih akan muncul ke depannya.

"Kondisi perekonomian global, terutama dari AS yang penuh ketidakpastian membuat pelaku pasar menjadi pesimis. Kebijakan Trump yang egosentris dinilai akan mengakibatkan overheating sehingga suku bunga bank sentral AS akan naik, hal itu berdampak pada penarikan likuiditas dari negara berkembang," katanya.

Ia menambahkan bahwa saat ini juga cukup sulit memberikan kepercayaan kepada pasar, di tengah pernyataan pemerintah Indonesia dan kalangan ekonomi yang menyebutkan bahwa ekonomi Indonesia dinilai tidak terlalu berdampak atas kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS).

Analis Reliance Securities Lanjar Nafi menambahkan bahwa ekuitas global terlihat cooling down setelah harga minyak mentah yang diperdagangkan di bawah level 53 dolar AS per barel.

Secara teknikal, ia mengatakan bahwa meskipun indikator stochastic memasuki area jenuh jual namun belum ada sinyal pembalikan arah sehingga diperkirakan IHSG bergerak di kisaran level 5.000-5.110 poin dengan kecenderungan tertekan di akhir pekan ini (23/12).

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 117,72 poin (0,54 persen) ke level 21.518,48, indeks Nikkei turun 16,82 poin (0,09 persen) ke level 19.427,67, dan Straits Times melemah 9,04 poin (0,31 persen) posisi 2.873,04.



Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016