Jakarta (ANTARA News) - Bank Mandiri menargetkan pembiayaan untuk industri perkapalan nasional pada 2007 mencapai Rp2 triliun, yang terdiri atas Rp1 triliun untuk kredit komersial dan Rp1 triliun untuk kredit korporasi, dengan sektor yang paling banyak dibiayai adalah sektor perkapalan kargo. "Pada 2006, kredit kita untuk sektor ini tumbuh menjadi Rp700 miliar dari sebelumnya hanya Rp200 miliar. Ke depan kita melihat ini sebagai peluang untuk dilihat secara serius," kata Direktur Manajemen Resiko Bank Mandiri, Sentot A. Sentausa usai sebuah seminar tentang pembiayaan industri perkapalan nasional, di Jakarta, Rabu. Dia menjelaskan porsi pembiayaan Bank Mandiri untuk industri perkapalan nasional saat ini diperkirakan hanya mencapai sekitar satu persen dari total penyaluran kredit bank tersebut, yang mencapai Rp105,6 triliun. "Yang sudah ada di pipeline (sudah diajukan, namun belum disetujui-red) sekitar Rp1 triliun lebih untuk komersial dan korporasi," katanya. Ditanya tentang kemungkinan pembiayaan industri perkapalan sektor migas, Sentot mengatakan, pihaknya sampai saat ini belum mengarah ke sektor tersebut, namun hal itu menjadi sangat menjanjikan dengan adanya wacana penggunaan kontrak pengangkutan sebagai jaminan kredit. "Kalau di migas kita akan lebih aman jika ada jaminan berbasis kontrak itu. Kita tidak menganggap jaminan sebagai masalah lagi. Malah kargo itu yang mengacu pada pasar bebas, tetapi potensinya besar," katanya. Dia juga mengusulkan agar pembiayaan untuk industri perkapalan nasional itu menggunakan skim tertentu seperti yang pernah dilakukan dengan pembiayaan jalan tol. "Selain perbankan, di dalam skim khusus itu ada departemen teknis, ada BI sebagai regulator, ada Depkeu sebagai bendahara pemerintah sehingga ada komitmen pemerintah di situ. Kalau formatnya seperti itu, saya yakin masalah pembiayaan ini lebih baik percepatannya," katanya. Demikian juga dengan sektor kapal penumpang, yang menurut Sentot masih harus ada keterlibatan pemerintah, mengingat tingkat komersialitasnya yang masih rendah, seperti yang terjadi pada proyek penyediaan jalan tol dan monorail.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007