Seoul (ANTARA News) - Di tengah-tengah pertikaian internasional menyangkut program nuklirnya, Korea Utara (Korut) memperlihatkan kekuatan militer "yang tidak terkalahkan" dalam satu parade yang dihadiri Presiden negara itu, Kim Jong Il. Kim melambai-lambaikan tangannya ke massa selama beberapa menit dalam parade 90 menit melalui lapangan Kim Jong Il untuk memperingati ulangtahun ke-59 Tentara Rakyat Korea (KPA), kata media resmi pemerintah Korur. Satuan-satuan roket adalah bagian dari parade yang menunjukkan "kemampuan KPA yang tak terkalahkan yang dilengkapi dengan senjata-senjata ofensif dan defencif," kata kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA). Tidak segera jelas apakah rudal-rudal terbarunya juga diikut sertakan dalam unjuk kekuatan militer itu. Negara komunis itu melakukan ujicoba rudal balistik pada Juli 2006, yang memicu kecaman internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Satu uji nuklir pada Oktober 2006 semakin meningkatkan ketegangan. Februari 2007, Korut setuju menghentikan program nuklirnya sebagai bagian dari satu perjanjian enam negara, tapi perjanjian itu tidak ditepati akibat pertikaian menyangkut sanksi-sanksi keuangan. Tentara, kadet, pasukan keamanan dan lain-lainnya, yang didahului oleh satu potret besar pendiri negara itu Presiden Kim Il Sung, bergerak melalui taman itu, demikian laporan berita Korea Selatan (Korsel), Yonhap. Ribuan orang memenuhi lapangan itu yang dihiasi dengan lautan bunga, membentuk nama pemimpin sekarang dan ayahnya, Kim Il Sung, yang meninggal 1994. Korut didirikan pada 1948, dan tentaranya dibentuk oleh Kim Il Sung dalam perang kemerdekannya melawan Jepang, yang menduduki semenanjung Korea dari tahun 1910 sampai 1945. Ulang tahun angkatan bersenjata yang berkekuatan 1,1 juta personel itu diperingati tiap tahun dengan acara-acara politik dan kebudayaan, tapi ini adalah untuk pertama kali parade semacam itu dilakukan sejak Oktober 2005. Kim Jong Il membangun landasan kekuasaannya dalam militer yang kuat dengan mendorong satu kebijakan Songun (tentara lebih dulu), yang memprioritaskan kesejahteraan tentara di atas sipil. Surat kabar partai yang berkuasa, Rodong Sinmun, berikar akan memberikan prioritas untuk meningkatkan kekuatan militer "tidak peduli hal itu akan menyebabkan beban berat bagi kehidupan rakyat." "Untuk melindungi keadaulatan dan kemerdekaan, perlu melawan kekuasaan militer imperialis Amerika Serikat (AS) dengan kekuatan senjata," tulis harian itu. Selain senjata biologi dan kimia, Korut juga dilaporkan memiliki persediaan banyak senjata konvensional, termasuk 820 pesawat tempur, 310 helikopter, 3.700 tank, 13.000 satuan artileri medan, 2.100 kendaraaa lapis baja dan 60 kapal selam, kata kementerian pertahanan Korsel. Kementerian itu juga mengatakan Desember tahun lalu Korut juga memperoleh sekitar 200 laras artileri yang bisa menyerang Seoul apabila ditempatkan diperbatasan , dan sekitar 40 persen dari pesawat tempurnya berada di utara perbatasan, beberapa menit jauhnya dari ibukota Korsel itu. Sekitar 680.000 tentara Korsel yang didukung 29.000 tentara AS,menghadapi kemungkinan ancaman serangan Korut. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007