Khost, Afghanistan (ANTARA News) - Sebuah bom di tepi jalan menewaskan tujuh tentara Afghanistan di dekat perbatasan dengan Pakistan Rabu, yang terakhir dalam hujan serangan terhadap pasukan keamanan Afghanistan. Para tentara itu sedang melakukan perjalanan melewati jalan yang buruk di distrik Waza Khaw di provinsi Paktika, Afghanistan tenggara, ketika bom meledakkan kendaraan mereka, kata gubernur provinsi Akram Khpelwak pada wartawan. Tidak ada segera pengakuan tanggungjawab tapi Taliban, yang telah berjanji untuk meningkatkan perang mereka terhadap tentara pemerintah dan asing yang mendukungnya, telah mengklaim sejumlah serangan yang sama. Serangan Rabu adalah yang paling mematian terhadap tentara Afghanistan dalam banyak bulan. Sekitar 20 polisi dan pejabat keamanan lainnya tewas dalam sejumlah ledakan dalam dua pekan terakhir. Empat polisi tewas Selasa malam dalam serangan di provinsi Herat di Afghanistan barat yang pada umumnya damai. Polisi menyalahkan Taliban. Kekerasan meningkat bulan ini setelah ketenangan musim dingin tradisional. Tahun lalu menyaksikan pertempuran terburuk sejak pasukan pimpinan-AS menjatuhkan Taliban 2001 dan banyak pengamat keamanan memperingatkan tahun ini dapat lebih buruk. Juga pada Selasa, Taliban menyerang dan menewaskan empat penjaga Afghanistan di sebuah perusahaan konstruksi asing di provinsi Ghazni, di baratdaya Kabul, kata beberapa pejabat provinsi. Tiga pekerja diculik dan lima Taliban tewas dalam kontak senjata yang menyusul serangan itu, kata polisi kepada Reuters. Taliban menyatakan bertanggungjawab. Seorang jurubicara, Qari Mohammad Yousuf, mengatakan Taliban telah menangkap dua pekerja. Komandan Taliban mengatakan ribuan pembom bunuh diri sedang menunggu perintah untuk menyerang seluruh negara itu. Pasukan pemerintah dan asing mengatakan Taliban berusaha meningkatkan serangan bunuh diri dan bom yang dikendalikan dari jarak jauh sebagai jalan keluar dari keputusasaan. Seorang pejabat keamanan Afghanistan mengatakan Selasa, tentara Afghanistan dan NATO telah mengepung lebih dari 200 pejuang Taliban di provinsi Uruzgan di Afghanistan selatan dan komandan militer mereka yang ditakuti Mullah Dadullah mungkin termasuk di antara mereka. Namun pasukan NATO tidak terlibat dalam operasi tersebut, kata seorang jurubicara NATO Rabu, dan seorang politikus Afghanistan dari daerah itu mengatakan ia meragukan bahwa Dadullah telah dikepung. (*)

Copyright © ANTARA 2007