Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis pagi, turun 10 poin menjadi Rp9.075/9.080 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.065/9.090, setelah tiga hari berturut-turut mengalami kenaikan. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan koreksi harga terhadap rupiah dinilai wajar, setelah menguat hingga mendekati level Rp9.060 per dolar AS. Koreksi harga itu diperkirakan hanya sesaat, melihat faktor positif dari eksternal masih tetap tinggi, katanya. Apalagi, lanjutnya, dolar AS di pasar masih melemah terhadap euro dan yen yang memberikan sentimen positif terhadap rupiah. Dolar AS terhadap yen turun menjadi 118,61 dari sebelumnya 118,75 dan terhadap euro menjadi 1,3636 yang diperkirakan akan bisa mencapai 1,37. "Kami optimis rupiah akan kembali menguat pada penutupan sore nanti," ujarnya. Kostaman mengatakan, rupiah diperkirakan akan bisa mendekati level Rp9.000 per dolar AS asalkan Bank Indonesia (BI) membiarkan mata uang lokal itu bergerak tergantung pasar. Karena, dengan intervensi BI ke pasar, maka rupiah akan sulit untuk bisa mencapai level Rp9.000 per dolar AS, bahkan menembus level tersebut, ucapnya. Rupiah, menurut dia, juga mendapat dukungan dari pasar saham regional dengan membaik Wall Street yang untuk pertama kali indeksnya mencapai 13.000. Kenaikan indeks Wall Street yang cukup tajam itu terutama didukung oleh data indikator ekonomi AS yang membaik yang mendorong pasar AS dan memberikan kepercayaan bahwa pasar ekspor utama Asia itu makin tumbuh, katanya. Akibatnya sejumlah indeks juga menguat seperti indeks Nikkie naik 0,80 persen, indeks Kospi menguat 0,83 persen yang sempat menyentuh level 1.565,03, akibat saratnya pembelian saham terhadap perusahaan Samsung Electronic. Kostaman mengatakan, apalagi perbankan saat ini juga aktif melakukan usaha pembiayaan terutama dalam pembangunan sektor jalan tol yang akan memicu tumbuh ekonomi nasional. Apabila semua sarana jalan maupun investasi berkembang dengan baik, dan membaiknya daya beli masyarakat, maka ekonomi nasional menunjukkan pertumbuhan yang meningkat, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007