Jakarta (ANTARA News) - Markas Besar (Mabes) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) akan mengkaji kembali kontrak jual beli (KJB) 010 tahun 1998 tentang pengadaan 16 unit helikopter Super Pumma NAS 332 dari PT Dirgantara Indonesia (DI). "Ini akan kita kaji lagi, termasuk untuk mengamandemen KJB 010 karena ini sudah terlalu lama tidak selesai-selesai," kata Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Herman Prayitno ketika dikonfirmasi ANTARA News usai mengadakan kunjungan kerja ke PT DI di Bandung, Kamis. Ia mengatakan dari 16 unit yang dipesan tersebut, baru tujuh unit yang berhasil diselesaikan PT DI, namun seluruh pembiayaannya belum selesai dari Departemen Pertahanan (Dephan) sehingga belum mampu untuk melanjutkan pengadaan yang sembilan lainnya. Selain itu, tambah Herman, adanya selisih kurs pada pengadaan 1998 dan 2006 serta adanya kebijakan konversi pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) dari Kredit Ekspor (KE) kepada Rupiah Murni (RPM), maka untuk pengadaan selanjutnya akan dilakukan amandemen terhadap KJB 010 tersebut. "Tim dari masing-masing pihak akan mengkaji keseluruhan masalah ini sehingga diharapkan dapat diselesaikan secara baik dan dapat segera dilanjutkan pengerjaannya," katanya. TNI AU dan PT DI pada 1998 menandatangani KJB 010 untuk pengadaan 16 unit Helikopter Super Pumma NAS 332 beserta suku cadangnya. Dari jumlah itu tujuh unit helikopter telah selesai dan difungsikan sebagai kendaraan taktis (tactical transport). Namun, karena kurangnya dana maka pengadaan sembilan lainnya terhenti terlebih pembiayaan yang digunakan bagi penyelesaian tujuh unit sebelumnya belum dilunasi oleh Dephan. Untuk program ke depan, pengadaan sembilan unit lainnya akan dilakukan setelah pembayaran tujuh unit sebelumnya dilunasi Dephan dan amandemen terhadap KJB 010 tersebut. Dari sembilan unit tersebut, rencananya empat unit Super Pumma akan difungsikan untuk keperluan "Combat SAR". Saat ini TNI AU memiliki empat unit Super Pumma dengan rata-rata kesiapan di bawah 50 persen. Berdasar Rencana Kebutuhan alutsista dan pendukung TNI AU 2005-2014 Mabes TNI berencana meningkatkan kekuatan skuadron helikopter dari saat ini tiga skuadron menjadi lima skuadron atau 60 pesawat.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007