Islamabad (ANTARA News) - Pemimpin militer Pakistan Jenderal Qamar Javed Bajwa pada Minggu (15/1) berbicara dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan menawarkan kerja sama intelijen guna mencegah terorisme, kata Hubungan Masyarakat Antar-Lembaga Pakistan (ISPR).

Tawaran itu disampaikan setelah serangkaian serangan teror di Afghanistan sehingga menewaskan puluhan orang termasuk lima diplomat Uni Emirat Arab (UAE) di Kota Kandahar, Afghanistan Selatan.

Bajwa juga menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya korban jiwa dalam serangan di Afghanistan tersebut dan menyampaikan simpati kepada keluarga korban, seperti dilaporkan Xinhua.

Ia mengatakan serangkaian peristiwa tragis telah menimpa rakyat kedua negara bersaudara tersebut selama bertahun-tahun belakangan, kata sayap media militer ISPR di dalam satu pernyataan.

"COAS (Kepala Staf Angkatan Darat) menyarankan kerja sama intelijen dan mekanisme penanganan perbatasan yang kuat untuk menghentikan gerakan pelaku teror dari dan ke seberang perbatasan," katanya.

Bajwa tampak sedih dengan tuduhan dari beberapa pejabat Afghanistan terhadap Pakistan dan mengatakan, "Anasir yang bermusuhan dengan perdamaian di wilayah ini bertambah kuat melalui permainan saling menyalahkan."

Ia kembali menyarankan kerja sama Pakistan dengan rakyat dan Pemerintah Afghanistan untuk menghapuskan momok terorisme, yang memengaruhi perdamaian dan kestabilan seluruh wilayah tersebut.

Ia juga menekankan, Pakistan telah menempuh jalan panjang dalam perangnya melawan terorisme dan telah menghapuskan semua tempat berlindung dalam proses itu.

Ia menekankan kedua negara mesti memusatkan perhatian pada pemanfaatan prestasi dari kerja sama militer utama yang berhasil dan diberi nama sandi "Zarb-e-Azb" di Pakistan.

"Presiden Ashraf Ghani menyampaikan terima kasih kepada Jenderal Qamar Javed Bajwa atas perasaannya dan kembali menegaskan kedua negara harus bekerja sama bagi perdamaian dan kestabilan di wilayah ini," kata militer Pakistan.

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017