New York (ANTARA News) - Sutradara film baru tentang para janda korban serangan 11 September yang melancarkan kampanye untuk membantu para janda korban perang di Afghanistan menyatakan filmnya bukan "film serangan 11 September" dan tujuannya adalah untuk menghadapi amnesia masyarakat AS tentang Afghanistan. "Beyond Believe", yang melakukan tayang perdana pada Festival Film Tribeca, di New York, Kamis, merupakan kisah dua wanita Boston yang menjadi janda, tengah hamil saat suami mereka tewas dalam salah satu pesawat bajakan yang menghantam menara kembar World Trade Center. Susan Retik dan Patti Quigley berkeliling dari New York ke Boston untuk menggalang dana guna membantu para janda Afghanistan korban perang. Tahun lalu, mereka berkunjung ke Kabul untuk melihat berbagai proyek yang dananya berasal dari uang yang mereka kumpulkan, seperti sebuah proyek yang memberikan wanita Afghanistan inkubator untuk memelihara ayam. Film dokumenter itu betutur tentang perjuangan menghadapi kesedihan hingga munculnya kesadaran mereka bahwa nasib mereka cukup beruntung dibandingkan dengan 500.000 wanita Afghanistan yang menjadi janda akibat konflik yang berlangsung lebih dari dua dasawarsa dan membuat mereka tak memiliki penghasilan untuk mendukung kehidupan anak-anak mereka. "Saya sudah mendengar beberapa kali bahwa pasar telah dibanjiri film tentang serangan 11 September," tutur sutradara Beth Murphy. "Ini bukan film tentang 11 September, sekalipun titik tolaknya jelas 11 September," katanya. "Film ini jelas tentang dua wanita yang mengalami tragedi luar biasa yang kemudian membuka lebar=lebar mata mereka kepada dunia." Memupus amnesia publik AS Di antara orang yang mereka temui di Kabul adalah seorang wanita tua yang tujuh putranya tewas dan seorang wanita lainnya kehilangan tiga anak mereka. "Saya telah mengalami kehidupan yang mengerikan," kata wanita kedua. "Anak-anak saya mati akibat kelaparan." Seusai penayangan Jumat, Murphy berharap film tersebut akan memupus apa yang disebutnya amnesia masyarakat AS tentang terus berlanjutnya perang di Afghnaistan. AS menyerbu Afghanistan setelah serangan 11 September untuk menggulingkan pemerintah Taliban yang menampung Usamah Bin Ladin. Negara itu terpecah-pecah dalam penguasaan para penguasa perang yang saling bertikai sejak Uni Sovyet mundur dari Afghanistan pada 1989. (*)

Copyright © ANTARA 2007