Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Ketua Komisi I DPR Theo Sambuaga, di Nusa Dua, Bali, Minggu, mengungkapkan, rincian pembahasan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan antara RI-Singapura segera berlangsung di Batam, 8 Mei. " Naskah Defence Cooperative Agreement (DCA) yang ditandatangani di Istana Tampaksiring, Bali( 27/4) oleh dua negara hanya memuat prinsip-prinsip kerja sama itu. Nanti di Batam pada 8 Mei 2007, dibahas arrange of implementation (pengaturan rincian, red) oleh dua angkatan bersenjata," kata Theo di sela-sela Sidang ke-116 Inter-Parliamentary Union (IPU/ Uni Parlemen Sedunia) di Nusa Dua, Bali. Theo yang menjadi salah satu anggota delegasi DPR dalam forum internasional di Bali tersebut, menambahkan, di Batam nantinya diatur bagaimana teknis latihan militer dan wilayah-wilayah mana saja yang dipakai sebagai tempat berlatih. "Tentu pihak kita juga harus memiliki akses ke Singapura, tidak hanya sebaliknya. Jadi, TNI bisa masuk ke pangkalan angkatan lautnya, atau memonitor perkembangan teknologi militer," tegasnya sekaligus meluruskan komentar berbagai kalangan bahwa Singapura lebih beruntung dalam kerjasama pertahanan ini. Yang terpenting, lanjut Theo Sambuaga, ialah menyangkut soal yuridiksi. "Kalau tentara mereka (Singapura) melanggar ketentuan, termasuk melakukan kegiatan di luar wilayah yang disepakati, dia harus ditangkap dan diproses sesuai hukum di Indonesia," tandasnya lagi. Selain itu, Singapura juga harus menjamin tidak adanya pihak ketiga membonceng di belakang mereka dalam berkegiatan dengan militer di Indonesia, apalagi menggunakan yuridiksi Nusantara. "Mereka mesti mendapat izin terlebih dulu dari Indonesia, sebelum melakukan berbagai kegiatan," sambung Theo . Mengenai wilayah latihan, menurut Theo Sambuaga, tidak semua kawasan di Indonesia direkomendasi untuk itu. "Mungkin di sekitar Pekanbaru (Provinsi Riau), juga di kawasan Natuna Selatan (Provinsi Kepulauan Riau). Itu pun dengan pengawasan ketat, jangan sampai ada pelanggaran dalam bentuk apa pun," tegas Theo Sambuaga.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007