Jakarta (ANTARA News) - Jawa Timur tampaknya bisa berbangga diri pada Proliga 2007 karena bisa menyandingkan gelar juara putra dan putri. Surabaya Bank Jatim terlebih dulu memastikan gelar kompetisi bola voli terbesar di Indonesia itu setelah menaklukkan tim sesama Jatim, Gresik Petrokimia 3-0 (25-22, 25-15, 25-14) pada final yang digelar di Jakarta, Minggu. Surabaya Samator pun menggenapi gelar itu di kelompok putra setelah mengalahkan juara bertahan Jakarta BNI Taplus 3-1 (25-17, 25-20, 28-26). Bagi Surabaya Bank Jatim, gelar tersebut terasa istimewa karena mereka langsung tampil sebagai juara dalam debutnya di Proliga. "Kami sangat bersyukur dapat memenangi gelar ini karena kami adalah klub yang baru sekali tampil di Proliga," kata manajer tim Edy Rusianto usai pertandingan. Sebelum pertandingan pun Edy mengaku merasa yakin dapat mengalahkan Gresik karena telah mengalahkan tim se-provinsi itu dalam dua pertemuan di penyisihan. "Secara mental, tim kami lebih siap karena telah menang dua kali dan semua peain dapat menerapkan instruksi pelatih untuk bermain dengan gembira, lepas dan tanpa beban," lanjutnya. Pelatih Surabaya yang juga mengantar Bandung Art Deco Bank Jabar tampil sebagai juara tahun lalu, Huang Mian Cheng mengaku tidak percaya dengan kemenangan telak yang diperoleh anak asuhnya pada laga final itu. "Anak-anak berlatih dengan keras karena kami sebenarnya kekurangan pemain, hanya 10 pemain, tetapi jika berhasil mencapai hasil seperti ini maka hal ini adalah sesuatu yang luar biasa," ujar yang mengaku akan langsung mengabari keluarganya di China atas keberhasilan itu. "Saya suka melatih di Indonesia karena selalu mujur," lanjutnya. Namun, Gresik belum dapat melepaskan predikat spesialis runner-up yang selama ini melekat erat di klub itu. Sebelumnya, Gresik tampil tiga kali di final Proliga yaitu pada 2002, 2003 dan 2006 namun belum pernah merasakan gelar juara. "Senayan tampaknya belum bisa `tertawa` untuk Gresik," kata manajer Gresik Bachrun Rasyidi. Sementara itu, kapten tim Wenny Evitasari mengatakan bahwa timnya banyak melakukan kesalahan sendiri pada pertandingan tersebut terutama pada set ketiga. "Kami banyak membuat salah dan setelahnya kami merasa `down`," katanya. Pemain asing yang menjadi andalan Gresik, Tasha dari Kanada pun tidak dapat tampil maksimal karena masih terkendala cedera kaki kiri. Gemilang Surabaya Samator membuktikan diri sebagai klub bola voli terbaik di kompetisi itu dengan mengambil alih gelar juara sekaligus menuntaskan dendam karena tidak berhasil mengalahkan BNI Taplus pada final 2003 dan 2006. "Kami mempersiapkan Proliga ini dengan cukup baik dan tidak ingin mengulang kejadian satu tahun lalu," kata kapten tim Samator Aris Rizqon usai pertandingan. Samator pun tidak ingin main-main dengan target juara yang telah dipasang sejak awal kompetisi itu. "Bahkan jam malam pun sangat dibatasi," lanjut Aris. Sementara itu pelatih Samator Hu Xin Yu mengatakan bahwa seluruh pemain telah berlatih keras. Ia pun menekankan pentingnya pembinaan untuk terus bisa menghasilkan prestasi yang berkesinambungan dari tahun ke tahun. Loudry Maspaitella, tosser BNI yang semula bertindak sebagai pelatih mengakui bahwa persiapan adalah faktor penting untuk mengawali prestasi. "Pesiapan yang baik dari sebuah tim membuahkan keberhasilan akhir. Hal itu tidak bisa disangkal," katanya yang mengatakan bahwa BNI tidak memiliki persiapan matang menjelang Proliga. Bahkan pelatih BNI yang juga mantan pemain nasional Imam Agus Faisal mengatakan bahwa ia yakin Samator yang juga tim nasional itu bisa mempersembahkan emas di SEA Games 2007. "Melihat permainan mereka, Samator bisa memberi konstribusi emas bagi Indonesia di SEA Games 2007," ujarnya. "Pada 1987 dan 1993, Indonesia menjadi raja di Asia Tenggara untuk bola voli," katanya. Pernyataan Imam tersebut pun disetujui oleh Loudry. "Kami titip emas di Thailand 2007 karena kami gagal menyumbang emas pada 2005," katanya. "Kami ingin, kalian membawa Merah-Putih menjadi juara SEA Games," lanjutnya. Selain tampil sebagai juara, empat pemain dan pelati Samator dinobatkan sebagai yang terbaik di kompetisi itu. Hu menjadi pelatih terbaik, bahkan Joni Sugiyatno dinobatkan dalam dua kategori yaitu pemain terbaik dan blocker terbaik. Pemain terbaik putri direbut oleh Tian Mei dari Jakarta Electric PLN. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007