Ini juga dimaksudkan agar penumpang tidak bingung mau ke terminal lama."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) untuk mengoperasikan bus pengumpan (feeder) dari Terminal Pulogadung dan Terminal Cakung untuk mengangkut penumpang ke Terminal Pulogebang.

"Dirjen Perhubungan Darat agar mengoperasikan bus feeder untuk mengangkut penumpang ke sini, kita punya PPD, Damri, tapi tidak ada langkah," katanya saat peninjauan ke Terminal Pulogebang, Jakarta Timur, Minggu.

Kalau perlu, Budi menegaskan, bus pengumpan tersebut dioperasikan secara permanen agar penumpang tidak lagi mau naik bus antarkota antarprovinsi di terminal bayangan.

"Ini bentuk pelayanan ke masyarakat, kalau perlu permanen feeder-nya, konsistensi fasilitas itu harus kita buktikan," katanya.

Ia mengaku kecewa karena target pemindahan seluruh perusahaan otobus (PO) ke Terminal Pulogebang tidak tercapai pada 28 Januari 2017.

"Saya sudah memberikan perpanjangan waktu satu bulan, tapi tidak tercapai, kita persempit lagi satu minggu kita beri waktu," katanya.

Menurut dia, dari jumlah keseluruhan 120 PO yang terdaftar, baru sekitar 70 PO yang berpindah dan masih ada 50 PO lagi yang membandel.

"Jadi, ini masih dibilang belum apa-apa, belum prestasi, kalau sudah 115 bisa dikatakan berhasil," katanya.

Dia mengatakan bahwa saat peninjauan ke Terminal Pulogadung masih terdapat dua PO yang mengangkut penumpang dan belum pindah ke Terminal Pulogebang, yaitu PO Garuda Mas dan PO Gunung Mulia.

Budi menyatakan bahwa masih membandelnya para operator bus tersebut untuk berpindah ke Terminal Pulogebang karena pasar yang tetap (captive market) masih potensial di terminal yang lama.

"Mereka meyakini masih punya captive market di sana, jadi tidak pindah pun masih bisa dapat penumpang," katanya.

Untuk itu, Ia meminta agar lusa atau Selasa (31/1) bus-bus pengumpul sudah bisa dioperasikan dari titik-titik yang dinilai banyak penumpang ke Terminal Pulogebang.

"Ini juga dimaksudkan agar penumpang tidak bingung mau ke terminal lama," katanya.

Dalam kesempatan sama, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Elly Sinaga mengatakan pihaknya telah melakukan survei untuk melihat titik-titik mana saja yang akan ditempatkan bus-bus pengumpul.

"Berdasarkan hasil survei, kita akan ditempatkan di Stasiun Cakung, itu hanya lima menit dari sini. Kalau kita lihat potensinya itu sampai 120.000 penumpang per hari," katanya di Pulo Gebang.

Selain itu, menurut dia, di Rawamangun, Bekasi dan Kramatjati.

"Nanti kita akan operasikan tergantung kebutuhan, bisa dari PPD, Damri atau TransJakarta," katanya.

Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko melaporkan bahwa terhitung pada Minggu (29/1) lebih dari 135.000 penumpang yang berangkat dari Terminal Pulogebang.

"Kami juga sudah menutup 19 terminal bayangan yang melibatkan 450 bus AKAP, kami lakukan penindakan berupa penilangan," katanya.

Sigit menambahkan terminal tersebut terlihat sepi karena memang ada waktu-waktu tertentu yang ramai, contohnya saat kedatangan pukul 16.00-18.00 WIB, dan keberangkatan pukul 17.00 hingga 19.00 WIB.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017