Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Mandiri menyatakan bahwa PT Kiani Kertas akan mempercepat pembayaran sisa utang senilai 154 juta dolar AS. "Mungkin ada percepatan, dan nanti akan saya beri tahu jika ada percepatan itu," kata Direktur Utama Bank Mandiri, Agus Martowardojo seusai acara "Banking Effeciency Award" di Jakarta, Senin. Menurut Agus, pelunasan utang itu paling lambat pada November 2007. "Sesuai restrukturisasi awalnya utang itu akan di selesaikan pada November 2007," tambahnya. Dia juga menjelaskan bahwa permasalahan utang ini mengalami gangguan pada 2006 karena masalah kepemilikan. "Setelah masalah ini selesai pada akhir 2006, semua kewajibannya hingga saat ini lancar dan akan dipercepat dari jadwal semula," jelas Agus. Dia juga mengungkapkan bahwa perusahaan kertas itu telah menggunakan skema "refinancing" untuk membayar sisa kreditnya tersebut. "Yang saya tahu mereka membuat skema refinancing, tahu-tahu sudah ada dana di rekening, dan kita tinggal men-`debet`-nya untuk melunasi kewajibannya," tambahnya. Sebelum menjadi debitor Bank Mandiri, Kiani Kertas merupakan debitor Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Bank Mandiri setuju mengambil alih kredit Kiani Kertas yang masuk kategori "sustainable loan", utang yang mampu dibayar dengan arus kas yang ada, senilai 201,24 juta dolar AS dan "unsustainable loan" senilai 789,56 juta dolar AS diambil alih oleh PT Anugra Cipta Investa untuk kemudian dikonversi menjadi obligasi tukar. Dalam membeli kredit itu, konsorsium Bank Mandiri dan Anugra Cipta membayar 200,64 juta dolar AS. Kiani Kertas saat ini telah dimiliki oleh Hashim S. Djojohadikusumo yang akhirnya melabuhkan uangnya di PT Kiani Kertas dengan menguasai 50 persen saham, dan kakaknya, Prabowo Subianto, melalui PT Fayola Investment Limited sebesar 49,99 persen, serta PT Metra Tujuh Dua 0,01 persen telah melunasi kewajibannya ke Bank Mandiri sebesar 47 juta dolar AS dalam beberapa kali pembayaran. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007