Boyolali (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengatakan fasilitas Kebijakan Impor Tujuan Ekspor (KITE) Industri Kecil Menengah (IKM) signifikan untuk menurunkan biaya produksi para pelaku UKM berorientasi ekspor yang bahan bakunya sebagian besar berasal dari impor.

"Dengan adanya KITE IKM ini kita harapkan dapat memberikan dorongan, motivasi karena kalau ini benar-benar berjalan paling tidak cost, biaya produksi, yang ada di UKM bisa ditekan turun," kata Presiden Jokowi saat meluncurkan program KITE IKM bagi pelaku usaha kecil dan menengah berbahan baku logam di Dusun Tumang Desa Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, Senin siang.

Dengan adanya fasilitas KITE IKM kata Presiden, bahan baku dan biaya operasional IKM bisa diefisiensikan hingga 25 persen.

Fasilitas KITE IKM diberikan dalam bentuk membuka kesempatan kepada IKM untuk mengimpor langsung bahan baku, menghilangkan biaya pajak impor, dan menghilangkan biaya masuk.

"Kalau bisa dimanfaatkan UKM kita betul-betul akan terasa manfaatnya, daya saing akan menjadi lebih baik," katanya.

Pada kesempatan itu, Presiden menyapa sejumlah sahabatnya di Cepogo saat dulu ia masih menjadi pengusaha meubel.

"Tadi saya lihat Pak Muroji, masih di Tumang kan Pak? Kalau yang meubel kenal semua, ada Yudhistira dan Bu Yanti," kata Presiden yang disambut antusias oleh para sahabatnya itu hingga sempat bangkit dari tempat duduknya.

KITE IKM yang merupakan produk dari paket kebijakan ekonomi tahap pertama memiliki beragam keuntungan yang dapat mendukung IKM dalam meningkatkan daya saing di dunia internasional.

Kepala Negara meyakini bahwa KITE IKM bisa meningkatkan efisiensi biaya produksi hingga 25 persen mengingat efisiensi di sektor pembiayaan dapat membantu meningkatkan nilai ekspor.

"Kalau tidak seperti itu ya sampai kapan pun kita sulit bersaing dengan negara lain. Ekspor memang kita dorong dengan cara efisiensi di semua sisi pembiayaan," tuturnya.

Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo langsung memberikan instruksi kepada Menteri Perindustrian untuk melakukan kerja sama dengan sejumlah pendesain internasional.

Hal ini dilakukan guna mengembangkan industri dalam negeri agar lebih siap bersaing di pasar global.

"Saya tadi bisik-bisik ke Menteri Perindustrian untuk dicarikan desainer yang di Tumang dulu, bisa dari Italia atau Prancis sehingga desain jangan monoton. Tiap tahun desain bisa berubah-ubah," ucap mantan Wali Kota Solo tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo juga turut menyaksikan penandatanganan MoU antara Menteri Keuangan dan Menteri Perindustrian tentang Pengembangan Industri Kecil dan Industri Menengah (IKM) dalam lingkup Pembiayaan Penjaminan Asuransi serta Jasa Konsultasi IKM Berorientasi Ekspor.

Presiden Joko Widodo pun berharap dengan peluncuran KITE IKM dapat menggairahkan para pelaku IKM untuk terus menggiatkan sektor usahanya dan bersaing dengan pengusaha dari negara lain.

Selain itu, pemerintah juga berharap KITE IKM dapat menyerap banyak tenaga kerja dan memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto.

Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perdagangan Enggiartasto Lukita, Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017