Batam (ANTARA News) - Delapan warga negara Indonesia (WNI), Senin, diselamatkan Angkatan Laut Singapura di perairan Singapura setelah sembilan jam terapung-apung di laut akibat speed boat mereka terbalik. "Mereka diselamatkan kapal Marine Singapore kemudian diserahkan ke KRI Silea," kata Komandan KRI Silea 858 Kapten (Pelaut) Burtom Farianto, di Batam, Senin. Speed boat yang mereka tumpangi, diserang badai disertai hujan deras, Minggu tengah malam dalam perjalanan dari Tanjung Uban tujuan Pulau Batam. Speed boat tersebut berangkat dari Tanjung Uban sekitar pukul 23.00 WIB. Namun kira-kira setengah jam kemudian secara tiba-tiba angin kencang disertai hujan deras membalikkan speed boat. Burtom mengatakan, mereka kini akan diserahkan ke Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Batam untuk selanjutnya menjalani perawatan dan pemeriksaan. Seorang di antara penumpang speed boat adalah perempuan bernama Riska (27) dengan kondisi hamil lima bulan. Kesembilan WNI tersebut adalah Santoso, Rozi, Herman, Heri, Junaidi, Riska, Arahman, dan seorang tekong (pengemudi speed boat). Rozi (28), penumpang lain, menyatakan tidak tahu persis mengapa sampai hanyut ke perairan Singapura, padahal rute perjalannya Tanjung Uban-Batam. "Agar semua selamat kami bergelantungan di speed boat. Sedangkan Riska diletakkan di atas punggung speed boat. Ia sempat pingsan," katanya. Ia mengatakan, sebelum diselamatkan Marine Singapore, berbagai upaya telah dilakukan agar memperoleh bantuan, di antaranya dengan melambai-lambaikan pakaian. "Sebelumnya penolong tidak mengetahui keberadaan kami, tetapi dengan kode pakaian yang dilambai-lambaikan, mereka datang," kata Rozi. Sementara itu, Riska, enggan untuk memberikan komentar kepada wartawan, karena sedang trauma.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007