Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengemukakan sedikitnya ada delapan perusahaan akan mencatatkan sahamnya melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada kuartal pertama tahun ini.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa perusahaan yang merencanakan IPO bergerak di berbagai sektor, di antaranya ritel, pertambangan, dan konstruksi.

"Diharapkan prosesnya berjalan lancar dan segera terealisasi," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa jika rencana IPO kuartal pertama itu tercapai, berarti pencapaian IPO sudah 28 persen dari total 30 perusahaan yang ditargetkan IPO tahun ini.

Pada pekan ini, ia mengemukakan bahwa perusahaan air minum dalam kemasan asal Surabaya akan melakukan paparan mini (mini expose) ke BEI berkenaan dengan rencana perusahaan melepas sebagian saham ke publik melalui IPO.

Samsul Hidayat juga mengatakan bahwa untuk menambah jumlah perusahaan tercatat, pihaknya terus menjajaki perusahaan yang aset dan pendapatannya berasal dari dalam negeri untuk melaksanakan IPO.

"Kami masih melakukan pendekatan ke mereka," tandasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan bahwa pihaknya meminta kepada pemerintah untuk mendorong perusahaan dengan kategori itu untuk mencatatkan sahamnya di Bursa melalui mekanisme IPO.

"Tidak elok kalau pendapatan dan aset diraih di Indonesia, tetapi sahamnya tercatat di bursa luar negeri. Seluruh rakyat Indonesia juga harus menikmati ini. Saya meminta tolong pemerintah untuk memaksa mereka listed di sini," katanya.

Ia mengemukakan bahwa sekitar 52 perusahaan dengan kategori itu terdapat di Indonesia. Jika sahamya tercatat di BEI nilainya mencapai sekitar Rp400 triliun. Dirinya mengaku sudah menyampaikan daftar 52 perusahaan itu kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017