Eropa bukanlah kotak uang, bukan restoran prasmanan ..."
Valletta (ANTARA News) - Kanselir Jerman Angela Merkel dan para pemimpin lain dari negara pendiri Uni Eropa (UE) mengemukakan bahwa beberapa negara bergerak lebih cepat daripada yang lain dengan integrasi lebih lanjut dalam membahas sejumlah kemungkinan pasca-keluarnya Inggris dari UE (Brexit).

Setelah pertemuan puncak di Malta, tempat semua pemimpin nasional mendiskusikan rencana mengeluarkan pernyataan resmi pada Maret 2017 mengenai masa depan blok itu pasca-Brexit, Merkel dan beberapa pemimpin UE menawarkan apa yang disebut "Eropa dengan beragam tingkat kecepatan".

Namun, beberapa pemimpin mengkhawatirkan konsep itu, yang dinilai dapat merusak kesatuan UE pasca-Brexit.

Meskipun mereka tidak sepakat pada rinciannya, Pemerintah Jerman, Prancis dan 17 negara lain yang menggunakan mata uang euro tertarik untuk mengikat zona euro lebih erat setelah krisis bertahun-tahun hingga investor meragukan kelangsungan mata uang bersama itu.

Beberapa negara di pinggiran UE takut membuat sistem yang akan membuka peluang bagi sejumlah negara untuk memaksakan kebijakan yang mereka tidak inginkan.

Beberapa tahun terakhir, Merkel mengatakan kepada wartawan, menunjukkan bahwa akan ada UE dengan kecepatan yang berbeda, yang tidak semua orang ambil bagian dalam tingkat integrasi yang sama.

Satu aspek yang membuat pemerintahan negara-negara terbagi dalam tingkat integrasi adalah pertahanan. Dengan keluarnya Inggris, maka Prancis dan Jerman tertarik untuk mengembangkan hubungan UE menjadi lebih dekat.

Sebanyak 27 pemimpin UE akan bertemu tanpa kehadiran Perdana Menteri Inggris Theresa May pada 25 Maret 2017 di Roma, ibu kota negara Italia, untuk merayakan 60 tahun perjanjian pembentukan blok UE yang disebut Kesepakatan Roma.

Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan dirinya berpikir bahwa Kesepakatan Roma itu bisa menyebutkan "beberapa tingkat kecepatan" sebagai sebuah cara yang mungkin untuk mencapai kemajuan, meskipun tetap menekankan pentingnya Kesatuan Eropa.

Sebagai pengingat akan perpecahan dalam blok, Hollande, yang akan mundur pada Mei 2017, menunjuk negara-negara Eropa Timur yang menurut Paris gagal dalam menghormati komitmen, seperti menerima pencari suaka, namun menerima subsidi besar dari Brussels sebagai markas besar UE.

"Eropa bukanlah kotak uang, bukan restoran prasmanan, sebuah Eropa tempat Anda datang dan mengambil apa yang Anda butuhkan, tempat Anda mengambil dana struktural atau mendapatkan akses ke pasar internal dan kemudian sama sekali tidak menunjukkan solidaritas sebagai timbal baliknya," katanya kepada wartawan.

Ia menimpali, "Eropa dibangun untuk menjadi lebih kuat bersama-sama dan itu adalah aturannya, itu prinsip, yang harus didorong kembali pada Maret."

Dalam sebuah makalah yang menawarkan proposal untuk Deklarasi Roma, ketiga tetangga Benelux (Belgia, Belanda, Luksemburg) menegaskan, "jalan yang berbeda dari integrasi dan peningkatan kerja sama dapat memberikan respon yang efektif guna mengatasi tantangan yang mempengaruhi negara-negara anggota dalam cara yang berbeda."

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017