Jerusalem (ANTARA News) - Mayoritas mutlak warga Israel menginginkan Perdana Menteri Ehud Olmert mengundurkan diri sehubungan banyaknya kritik dan kecaman atas penanganannya terhadap perang Lebanon, demikian hasil jajak-pendapat yang diterbitkan Rabu. Sebanyak 65 persen warga Israel menginginkan Olmert mundur secepatnya, dibanding dengan 10 persen yang menentang gerakan demikian, dan 25 persen menginginkan dia mundur hanya setelah laporan mengenai perang itu dituntaskan Agustus depan, kata jajak-pendapat yang dilakukan suratkabar terlaris Yediot Aharonot. Sekitar 51 persen responden menginginkan dilakukan pemilihan lebih awal, sedangkan 23 persen minta peraturan yang sekarang berlaku diteruskan namun Olmert dan Menteri Pertahanannya, Amir Peretz, yang juga dikecam dalam penemuan sementara laporan Komisi Winograd, harus mundur. Duapuluh sembilan persen responden berpendapat bahwa Benyamin Netanyahu, ketua oposisi sayap kanan utama Partai Likud dan mantan perdana menteri, lebih berkemampuan melaksanakan tugas-tugas perdana menteri. Dia kemudian disusul oleh Menteri Luar Negeri Tzipi Livni, dari Partai Kadima pimpinan Olmert, dengan 20 persen, politisi senior Partai Buruh Ami Ayalon 14 persen, dan mantan menteri Perburuhan Edud Barak dengan 10 persen. Hanya enam persen responden yang berpendapat bahwa Olmert mampu menjalankan tugas-tugas perdana menteri. Jajak-pendapat ini mencapai batas kesalahan 4,5 persen. Suratkabar tidak merinci berapa orang yang ditanya dalam jajak-pendapat. Survei lain yang diterbitkan oleh suratkabar berhaluan liberal Haaretz menunjukkan, bahwa 68 persen warga Israel menghendaki Olmert mundur dan 40 persen cenderung dilakukannya pemilihan parlemen lebih awal. Suatu survei yang dilakukan tabloit Maarif menunjukkan bahwa pemilihan lebih awal bisa memenangkan Partai Likud, yang akan meraup 30 wakil dari 120 kursi Knesset (parlemen), dibanding dengan yang sekarang 12 orang. Partai Kadima pimpinan Olmert diperkirakan akan meraih 20 kursi, dibanding 29 kursi sekarang. Mitra koalisi utama Partai Buruh diperkirakan akan mencapai 18 kursi, dibanding 19 kini. Sementara itu Partai Yisrael Beitenu yang ultra-nasionalis diperkirakan akan mendapat 14 kursi, dibanding dengan 11 kursi yang dikuasainya hari ini. Sedangkan ultra-Orthodox Shas akan meraih delapan kursi, dibanding 12 kursi sekarang ini. Kedua partai pada saat ini anggota koalisi Olmert yang berkuasa, yang menghimpun 78 kursi, demikian AFP.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007