Barcelona (ANTARA News) - Pelatih Paris St Germain (PSG) Unai Emery mengutuk timnya karena mengendurkan konsentrasi pada menit-menit terakhir pertandingan ketika mereka kalah 1-6 di markas Barcelona pada Rabu, yang membuat sang juara Prancis tersingkir dari Liga Champions sebelum perempat final untuk pertama kalinya dalam lima tahun.

Barca mencetak tiga gol pada tujuh menit terakhir pertandingan untuk mengukir kebangkitan yang sulit dipercaya, setelah kalah 0-4 pada leg pertama di Parc des Princes. Ini membuat PSG menjadi satu-satunya tim sepanjang sejarah kompetisi ini yang menyia-nyiakan keunggulan empat gol.

"Pada beberapa menit terakhir kami kehilangan semua yang telah kami kerjakan dengan susah payah, dan tidak ada penjelasan untuk apa yang terjadi pada menit-menit terakhir, ini adalah semua atau tidak sama sekali," kata Emery kepada para pewarta.

"Kami harus menerima bahwa kami memiliki kesempatan untuk tumbuh setelah bermain begitu bagus pada leg pertama dan memperoleh banyak kepercayaan diri dan kami tidak mengambilnya. Ini merupakan pengalaman yang sangat negatif untuk para pemain, untuk saya, dan untuk staf."

Emery juga mengeluhkan keputusan-keputusan wasit asal Jerman Deniz Aytekin, yang memberikan dua penalti kepada Barca pada babak kedua dan tidak mengabulkan permohonan penalti PSG ketika bola mengenai lengan Javier Mascherano.

"Keputusan-keputusan itu menguntungkan mereka, namun pada momen-momen vital kami semestinya mampu tampil lebih baik."

Presiden PSG yang berasal dari Qatar Nasser Al-Khelaifi mengatakan bahwa tidak ada alasan terkait kegagalan tim untuk melaju, di mana ini merupakan pertama kalinya PSG tersingkir paling awal di Liga Champions sejak klub ini diambil alih Qatar Investment Authority pada 2011.

"Tidak ada alasan, kami tidak bermain pada babak pertama. Setelah menang 4-0 pada leg pertama, maka hal ini sangat sulit diterima, namun kami tidak memiliki pilihan," tuturnya kepada para pewarta.

"Setelah leg pertama kami memiliki banyak alasan untuk percaya kami akan melaju ke perempat final, namun kami tahu bahwa pada sepak bola tidak ada yang dapat dijamin. Sangat sulit untuk menerima kemasukan tiga gol dalam tujuh menit dan semua orang merasa kecewa, sebagaimana yang Anda harapkan."

(H-RF/I015)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017