Las Vegas (ANTARA News) - Floyd Mayweather Jr. membukukan kemenangan "split decision" atas Oscar De La Hoya untuk merebut gelar kelas welter super, Sabtu, sebelum menyatakan akan berhenti dari tinju. Dalam pertarungan yang diperkirakan sebagai salah satu pertarungan terberat dalam sejarah tinju, Mayweather menang angka tipis yang diperoleh dari dua dari tiga juri, sehingga rekor kemenangan dalam karirnya pun menjadi 38-0 dengan 24 kemenangan KO, demikian laporan Reuters. Petinju Amerika Serikat (AS) berusia 30 tahun yang dikenal sebagai petinju terbaik itu, dipaksa untuk terus bertahan pada awal ronde sebelum balik menyerang pada ronde akhir dengan kombinasi pukulan yang bertenaga. Mayweather melesakkan pukulan dari sisi kanan dan kiri pada awal ronde ke-12 sebelum rangkaian pukulan dari jarak dekat dari kedua petinju mengakhiri pertarungan di hadapan sekitar 16.200 penonton di MGM Grand Hotel and Casino. "Saya menikmati pertarungan di ring," kata Mayweather yang tampak sangat gembira. "Pertarungan yang ketat, tetapi cukup mudah bagi saya. Ia melesakkan banyak pukulan, tetapi tidak ada yang mendarat di badan saya. "Saya dapat melihat datangnya pukulan. Saya berdiri di luar jangkauan dan dapat menghindar. Ia adalah petarung terbaik dan saya mengalahkannya. "Sekarang saya akan pensiun. Tidak ada lagi yang harus saya buktikan. Saya ingin menghabiskan waktu dengan anak-anak saya." De La Hoya, nama besar di dunia tinju meski berada dalam akhir masa karirnya, mengawali pertarungan dengan memesona dan memaksa Mayweather bergantung di tali ring dan menyerannya dengan hook kirinya yang terkenal mematikan. Namun demikian, petinju Meksiko-AS berusia 34 tahun itu menemui kesulitan untuk menembus pertahanan Mayweather dan jab jarak dekatnya menjadi semakin mentah. "Saya merasa menang," kata De La Hoya setelah satu juri memberinya keunggulan 115 - 113. Namun, Mayweather memperoleh kemenangan dari dua juri lain dengan angka 116-112 dan 115-113. Pukulan yang lebih keras "Saya merasa mendaratkan pukulan yang lebih keras dan tajam," tambah De La Hoya. "Saat saya mendaratkan pukulan, saya dapat melihat bahwa saya menyakitinya. Saya terus menekan dan ingin menghentikannya. Saya mencoba untuk mengakhiri pertunjukan. "Saya adalah juara dan seorang petinju harus berusaha lebih keras untuk bisa mengalahkan juara. Saya memang tidak melesakkan jab terbaik." De La Hoya, yang telah menelan lima kekalahan dari 12 pertarungan terakhirnya, lebih unggul pada ronde-ronde awal. Mencoba untuk menekan lawan, ia mempertahankan inisiatif menyerang dengan hook kiri yang tajam, salah satu diantaranya mengenai kepala Mayweather pada ronde kedua. Ia menaikkan tempo pertarungan pada ronde ketiga, mendesak Mayweather untuk bersandar di tali ring dengan rangkaian jab dari jarak dekat. Meski Mayweather membalas dengan pukulan overhead, De La Hoya masih dapat mengontrol pertarungan. Dua hook kiri yang dilancarkan De La Hoya membuat petinju itu tetap menguasai ronde keempat. Mayweather terus-menerus terdesak, petinju Meksiko-AS itu pun memaksanya ke sudut ring dan mendaratkan serangkaian jab ke sisi kiri badannya. De La Hoya kemudian melesakkan hook kiri bertenaga sesaat sebelum bel berbunyi. Mayweather membalas dengan pukulan overhead kanan pada awal ronde kelima, namun dibalas dengan jab oleh De La Hoya. Mayweather pun mulai bisa mengatur jarak dan mendominasi sisa ronde dengan serangkaian pukulan ke kepala De La Hoya. Momentum itu tetap terjaga hingga akhir pertarungan. Meski De La Hoya kembali dapat mendesak musuhnya ke tali ring, hanya sedikit jab dan pukulannya yang mendarat karena kemampuan menghindar yang dimiliki Mayweather. Pertarungan di MGM Arena yang berkapasitas 17.000 tempat duduk itu disiarkan ke 176 negara, dengan total pendapatan diperkirakan mencapai lebih dari 100 juta dolar AS. (*)

Copyright © ANTARA 2007