Lubuk Basung (ANTARA News) - Sudirman (42), warga Silayang Hilia Parik, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, ditemukan meninggal dunia karena tertembak senjata api sendiri ketika berburu babi di lokasi tidak jauh dari rumahnya.

Tarmizi, Wali Jorong Parik Panjang, Kecamatan Lubuk Basung, di Lubuk Basung pada Selasa mengatakan, korban meninggal dunia akibat tertembak pada bagian rusuk kiri dan tembus sampai pungung belakang pada Senin (13/3/2017).

"Korban tertembak senjata api rakitan miliknya saat turun dari pohon setelah mengintai babi hutan. Jasad korban telah dimakamkan di makam keluarga tidak jauh dari rumahnya," katanya.

Ia menceritakan jasad korban pertama kali ditemukan oleh adiknya, Sufrinol (35), di Bukik Batu Masjid Silayang Hilia Pariak, Jorong Parik Panjang, Nagari Lubuk Basung, Kecamatan Lubuk Basung pada Senin (13/3) sekitar pukul 19.00 WIB.

Saat itu, keluarga mencari keberadaan korban setelah tidak kunjung pulang dari berburu babi dengan jarak sekitar tiga kilometer dari rumahnya.

Sufrinol menemukan jasad bapak dua anak ini tergeletak sudah meninggal dunia.

Setelah itu, Sufrinol kemudian memanggil keluarga yang lain dan membawa jasad korban ke Puskesmas Pembantu (Pustu) Silayang.

Sebelumnya, korban pergi berburu babi hutan dengan istrinya atas nama Eri (35) pada Senin sekitar pukul 10.00 WIB.

Namun, pada pukul 14.00 WIB, korban menyuruh istrinya untuk pulang dan ia masih berburu dengan pemburu babi lainnya.

"Di Silayang setiap Senin merupakan hari berburu babi hutan bagi warga sekitar. Saat itu sekitar 500 warga ikut berburu dan mereka menggunakan senjata api rakitan dan anjing," katanya.

Kapolres Agam AKBP Eko Budhi Purwono mengatakan peristiwa itu merupakan yang kedua kalinya seorang pemburu babi tertembak dalam tahun ini.

Sebelumnya juga ada pemburu babi kritis tertembak pada bagian dada sebelah kiri di Bukit Malintang Nagari Tiku Utara, Kecamatan Tanjung Mutiara, Minggu (5/3).

"Dengan kejadian ini saya mengimbau warga yang memilik senjata api rakitan untuk menyerahkan ke Polsek terdekat," katanya.

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017