Kairo (ANTARA News) - Penyelidikan mulai dilakukan Minggu beberapa jam setelah sebuah helikopter jatuh di Mesir, sehingga menewaskan delapan prajurit penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dari Prancis dan seorang prajurit asing lain. Satu sumber di Kementerian Penerbangan Sipil Mesir mengatakan, Mesir akan bekerja sama dalam penyelidikan untuk mengetahui bagaimana helikopter misi PBB itu jatuh di Semenanjung Sinai. Tiga mayat yang hangus telah ditemukan dan enam prajurit lain yang hilang diyakini tewas, kata sejumlah pejabat penerbangan di Kairo. Semua prajurit itu adalah anggota pasukan penjaga perdamaian PBB. Laporan-laporan media Arab mengatakan, mereka sedang dalam misi latihan. Jaringan televisi Al-Jazeera mengatakan, korban non-Perancis itu adalah prajurit Kanada namun hal itu masih belum bisa dikonfirmasi oleh sumber-sumber resmi. Pesawat itu lepas landas dari bandara Al-Gura di Sinai dan sedang menuju selatan ke St Catherine. Sumber-sumber kementerian mengatakan bahwa pesawat itu jatuh di sebuah gunung sekitar 10 kilometer dari Al-Gura pada pukul 06.15 GMT (pukul 13.15 WIB). Ihab Mohue, jurubicara pers Perusahaan Penerbangan Mesir dan seorang perwira penerbangan senior di bidang pengawasan, mengatakan, mereka menerima sinyal darurat sekitar waktu kecelakaan tersebut. Ia juga mengatakan, ada "informasi belum terkonfirmasi" yang menyebutkan bahwa helikopter yang sama bertabrakan dengan sebuah tanker pangan Yordania di sebuah jalan yang berdekatan sebelum menabrak gunung tersebut. Sejumlah saluran berita televisi setempat mengatakan, helikopter itu menghantam gunung itu dan kemudian jatuh menabrak tanker tersebut. Beberapa saluran lain mewartakan bahwa helikopter itu menabrak tanker itu lebih dulu, baru kemudian menghantam gunung tersebut. Misi pengamat PBB itu ditempatkan di Semenanjung Sinai sejak 1982. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007