Paris (ANTARA News) - Tokoh dari kubu Sosialis, Ny. Segolene Royal, Ahad, mengakui kekalahan dalam pemilihan umum (pemilu) Presiden Prancis dari tokoh sayap-kanan, Nicola Sarkozy. Royal, yang berbicara kepada pendukungnya, mengatakan ia berharap bahwa "presiden mendatang republik tersebut akan menyelesaikan mandatnya untuk melayani semua rakyat Prancis". Royal (53), mantan penasehat presiden Francois Mitterrand, sebelumnya berharap dapat tampil sebagai perempuan pertama yang menjadi presiden Prancis. Ia berkampanye dengan landasan yang menyerukan perlindungan sistem kesejahteraan di negeri itu. Sementara itu, calon presiden terpilih Nicolas Sarkozy berjanji akan menyentuh semua rakyat Prancis setelah kemenangannya dalam pemilihan umum Ahad. "Kepada semua orang Perancis yang tak memilih saya, saya ingin mengatakan bahwa di luar pertempuran politik, di luar perbedaan pendapat, bagi saya hanya ada satu Prancis. Saya ingin memberitahu mereka bahwa saya akan menjadi presiden bagi semua rakyat Perancis," kata Sarkozy kepada pendukungnya di Paris. Sarkozy meraih 53 persen suara, sementara itu Royal memperoleh 47 persen suara dalam pemungutan suara Ahad, demikian hasil resmi yang disiarkan Senin, yang tak meliputi suara dari orang Prancis di luar negeri. Jumlah dari Kementerian Dalam Negeri menyamai hasil penghitungan yang diumumkan sebelumnya dengan dilandasi oleh perkiraan. Pemilih yang datang berjumlah 85 persen dalam pemungutan suara Ahad, yang terbanyak sejak 1981, kata beberapa pejabat. Kondisi itu mencerminkan rasa tertarik yang besar untuk memilih generasi baru pemimpin Prancis, demikian AFP. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007