Baghdad (ANTARA News) - Gelombang ganas kekerasan pemberontak merenggut jiwa 59 polisi dan warga Irak, sembilan tentara Amerika Serikat dan koalisi serta seorang wartawan Eropa dalam serangan Ahad. "Enam tentara dan seorang wartawan sipil tewas sebagai akibat luka-luka yang mereka derita ketika kendaraan mereka diserang dengan bom pinggir jalan di provinsi Diyala," kata satu pernyataan militer. Sejauh itu, belum diketahui siapa wartawan yang tewas tersebut. Dua prajurit lainnya yang berada di dalam kendaraan juga luka-luka. Pada hari yang sama, dua lagi tentara AS tewas di sekitar Baghdad dalam serangan-serangan terpisah dengan menggunakan bom pinggir jalan. Seorang prajurit Inggris juga tewas akibat luka-luka. Sementara itu, di Baghdad, mobil pembom pemberontak menewaskan sedikitnya 37 orang di Baghdad, merusak ketenangan sesaat dari kekerasan antar kelompok. Satu ledakan saja, menewaskan 33 orang dan mencederai 63 lainnya akibat pecahan peluru meriam di sepanjang jalan perdagangan di kawasan pemukiman baratdaya Bayaa, yang didominasi kelompok Syi`ah, yang merupakan salah satu kota paling berbahaya dalam bentrokan antar kelompok. Pada waktu yang sama, bagian utara kota Samarra yang dikuasai kelompok Sunni, kaum militan menyerang satu pos polisi dengan sebuah mobil van bunuh diri dan senjata otomatis, menewaskan 12 petugas dan memicu pertumpahan darah dengan pasukan AS. Kedua pihak saling menyerang tanda resmi faksi pemberontak Sunni, terutama dari cabang Al-Qaeda Irak, yang membalas aksi-aksi penumpasan keamanan AS dan Irak dengan menggunakan bom-bom bunuh diri. "Situasi keamanan sangat kompleks dan menantang, dan kami berusaha lebih keras untuk membuat kehidupan orang-orang Irak lebih mudah," kata jurubicara militer AS, Mayjen William Caldwell dalam satu konferensi pers di Baghdad. Rencana keamanan yang berlangsung 10 pekan di Baghdad ditujukan unruk mengurangi aksi-aksi pembunuhan oleh kelompok sektarian, kata jurubicara militer AS. Tetapi, tak bisa mengendalikan gelombang serangan mematikan menggunakan bom mobil. Di daerah perdagangan di jalan Bayaa, jajaran toko-toko hancur dan timbul lubang-lubang akibat ledakan yang berisi sisa darah dan kotoran. "Tidak ada pos pemeriksaan di sini yang melindungi kami," kata Abu Ali, pedagang roti mengadukan nasibnya. Tokonya hancur ketika bom mobil meledak di luar tokonya, di suatu daerah sibuk dekat terminal bus. "Pemerintah tak bisa memberlakukan rencana keamanan apapun di sini," katanya. Bom mobil kedua meledak di dekat terminal bus lainnya yang jaraknya tak jauh dari kantor kementerian pekerjaan umum di Baghdad barat, menewaskan sedikitnya empat orang, kata sumber-sumber keamanan. Di Samarra, sebuah bom mobil ditabrakkan ke pintu gerbang pos polisi dan meledak, menewaskan kepala kepolisian setempat, Kolonel Jalil Al-Dulaimi serta mencederai 11 orang lainnya. Tentara AS yang berada di pangkalan terdekat membalas serangan, menewaskan sedikitnya dua orang pemberontak dan dua tentara AS menderita luka ringan, kata seorang koresponden AFP di tempat kejadian. Sekitar belasan polisi Irak yang menderita luka-luka serius dievakuasi dengan helikopter ke sebuah rumahsakit AS. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007