Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan minyak dan gas (migas) asal Inggris, BP akan mengundang perbankan dalam negeri guna membiayai sisa pendanaan proyek kilang gas alam cair (LNG) Tangguh di Papua senilai 880 juta dolar AS. Deputi Keuangan dan Ekonomi Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Eddy Purwanto di Jakarta, Senin mengatakan, pihaknya akan menawarkan pendanaan ke sejumlah bank besar antara lain Mandiri, BCA, dan BNI. "Kami akan buat kriterianya dan kirim surat undangan ke perbankan dalam negeri pada Mei ini," katanya usai mendampingi pimpinan perusahaan AS, Sempra bertemu Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro. Proyek Kilang LNG Tangguh membutuhkan dana senilai 6,5 miliar dolar AS. Sebanyak tiga miliar dolar AS di antaranya merupakan modal sendiri dan 3,5 miliar dolar AS lainnya berupa pinjaman. Sebelumnya, BP sudah mendapatkan pinjaman dari sejumlah institusi asing sebanyak 2,616 miliar dolar AS dan sudah ditandatangani kontraknya 1 Agustus 2006. Pinjaman itu berasal dari Japan Bank for International Corporation (JBIC) 1,2 miliar dolar AS, Asia Development Bank (ADB) 350 juta dolar AS, dan komersial bank internasional senilai 1,066 miliar dolar AS. Sedang, sisanya sebanyak 884 juta dolar AS sebenarnya tengah diupayakan berasal dari perbankan China. Namun, menurut Eddy, BP tidak menutup kemungkinan pendanaan dari dalam negeri dan bank asing lainnya. "Mereka bisa membentuk konsorsium guna mendanai proyek itu," katanya. Menurut Eddy, perbankan nasional akan mendapat keuntungan jika membiayai proyek Tangguh. Terbukti, proyek Tangguh sudah mendapat pinjaman senilai 2,616 miliar dolar AS dari sejumlah institusi asing. "Mereka mau memberikan pijaman dengan bunga rendah yakni LIBOR (London Inter Bank Over Rate) plus 0,25 persen dengan jangka waktu 15 tahun. Tingkat bunga tersebut paling murah di industri migas dunia," katanya. Ia mengatakan, pihaknya menargetkan penandatanganan kontrak sisa pinjaman bisa dilakukan Juli 2007. "Sedang, target pencairan pada Oktober 2007," katanya. Namun demikian, menurut Eddy, sebenarnya sisa pinjaman 884 juta dolar AS itu tidak akan mempengaruhi proyek Tangguh. Sebab, BP dan perusahaan lainnya sebagai pemilik Kilang LNG Tangguh sudah menyatakan kesiapannya menutup sisa pinjaman tersebut. Mengenai penjualan LNG ke West Coast, AS, Eddy menjelaskan, pembangunan terminal penerima LNG di West Coast milik Sempra bisa selesai triwulan pertama 2008 atau lebih lebih cepat dari target sebelumnya pada triwulan kedua 2008. Kilang LNG Tangguh yang berkapasitas 7,4 juta ton per tahun dijual ke West Coast 3,7 juta ton per tahun selama 20 tahun, SK Power (Korea) 0,55 juta ton per tahun selama 20 tahun, Posco (Korea) 0,55 juta ton per tahun selama 20 tahun, dan Fujian (China) 2,6 juta ton per tahun selama 25 tahun. Sesuai rencana, proyek train pertama Kilang LNG Tangguh dijadwalkan selesai pada kuartal keempat 2008 dan "train" kedua pada kuartal pertama 2009. Total cadangan gas terbukti Blok Tangguh mencapai 14,4 triliun kaki kubik dan cadangan belum terbukti 23,7 triliun kaki kubik. Selain BP yang menguasai 37,16 persen, proyek Tangguh juga dimiliki CNOOC 16,99 persen, MI Berau BV 16,3 persen, Nippon Oil Exploration Ltd 12,23 persen, KG Berau/KG Wiriagar 10 persen dan LNG Japan Corporation 7,35 persen.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007