Sidoarjo (ANTARA News) - Semburan lumpur panas Lapindo Brantas kian membesar dan jebolnya tanggul cincin utama di titik 44 mengakibatkan Jalan Raya Porong arah Surabaya menuju Malang, terpaksa kembali ditutup pada Selasa, setelah badan jalan itu tergenang air lumpur setinggi 15-25 centimeter. Kasatlantas Polres Sidoarjo, AKP Andi Yudianto, membenarkan penutupan jalan Raya Porong arah Malang yang kini tergenang air lumpur. "Air lumpur sekarang sudah menggenangi Raya Porong, dengan ketinggian 25 cm dan sepanjang 200 meter atau dari pintu tol Porong sampai Tugu Kuning. Untuk keselamatan pengguna jalan, karena kondisi jalan yang sudah tergenang lumpur, jadi Raya Porong dari Surabaya arah Malang kita tutup lagi," ucapnya. Andi menyatakan, untuk kendaran kecil yang akan ke arah Malang, dialihkan melalui Sidoarjo-Karang Pilang-Tulangan-Krembung-Prambon. Sedangkan untuk kendaraan-kendaraan besar dialihkan melalui Krian-Prambon-Mojosari. Menyinggung lalu-lintas Raya Porong arah Malang-Surabaya, menurut dia, saat ini padat lancar, meski air lumpur juga menggenangi dan bila air lumpur di Raya Porong arah Surabaya semakin tinggi, kemungkinan besar Jalan Raya Porong akan ditutup dua arah. "Kita lihat dulu kondisinya, kalau air lumpur semakin menggenang dan membahayakan, terpaksa kita tutup dua arah," katanya, menegaskan. Untuk kelancaran arus lalu-lintas, Polres Sidoarjo telah menerjunkan 40 personel, yang ditempatkan di titik-titik rawan dari Tanggulangin hingga Porong. Sedangkan untuk pengawasan di jalan-jalan alternatif dilimpahkan kepada Polsek-Polsek yang dilalui. Siswa Mengungsi Sementara itu, dalam rangka mengikuti ujian nasional Sekolah Dasar (Unasda), siswa SDN Kedungbendo II yang sekolahnya tenggelam oleh lumpur panas Lapindo, Selasa, terpaksa mengungsi ke SDN Kalitengah I, Tanggulangin. Selain karena gedung sekolah yang sudah lebih lima meter tenggelam dalam lumpur panas, siswa terpaksa mengungsi lantaran mencari tempat dalam rangka kenyamanan dan konsentrasi mengikuti ujian nasional SD yang bakal digelar sampai dengan Kamis (10/5) mendatang itu. "Kami upayakan, seluruh siswa bisa mengikuti ujian nasional dengan tenang. Paling tidak kita upayakan lokasi ujian yang lebih nyaman. Meskipun itu sudah kita dapatkan, tapi kendala tetap ada," ujar Kepala Sekolah SDN Kedungbendo II, Dahri Suyarman. Kendala yang dimaksudkan, yakni kepadatan arus lalu lintas kendaraan yang melintasi jalan desa di Kalitengah, saat kawasan itu padat. "Kalitengah itu termasuk kawasan jalur alternatif menuju Gempol. Kalau waktunya ramai, padat, jelas mengganggu konsentrasi siswa," paparnya. Sejak Senin (7/5), sekurangnya 65 siswa SDN Kedungbendo II harus mengikuti ujian nasional Sekolah Dasar yang digelar serentak. Selain karena lokasi gedung sekolah yang sudah tenggelam, untuk menghindari luberan lumpur, siswa terpaksa mengungsi ke SDN Kalitengah I. Selasa (8/5) ini, lanjut dia, ujian dimulai pukul 07.30 WIB, dengan mengujikan mata pelajaran Matematika dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Negara (PPKN). Sejak sebelum dimulainya ujian, seluruh siswa sudah hadir. "Kami berharap, meskipun anak-anak itu saat ini dalam keadaan kurang konsentrasi karena harus mengungsi dan mungkin kurang waktu belajarnya, mudah-mudahan dapat mengerjakan semua soal ujian," tuturnya. Lokasi SDN Kedungbendo II yang berada di akses jalan utama menuju Desa Kedungbendo, kini hanya menyisahkan bagian atapnya saja. Luapan lumpur panas Lapindo sudah menenggelamkan sekolah dan kawasan sekitarnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007