Kuala Lumpur (ANTARA News) - Kritik dilancarkan oleh Presiden FIFA Sepp Blatter kepada sejumlah klub Eropa agar tidak hanya mengeruk keuntungan komersial saat melawat ke sejumlah negara Asia. Klub-klub Eropa diharapkan dapat lebih menularkan teknik bermain sepakbola yang relatif berkualitas kepada pemain-pemain Asia, kata Blatter ketika merespons kontroversi seputar kunjungan Manchester United ke sejumlah negara Asia pada Juli 2007. Bersama dengan Mohammed bin Hammam dari Konfederasi Sepakbola Asia (AFC), Blatter seakan sedang berpidato tentang "moralitas" dalam sepakbola. Menurut dua petinggi institusi sepakbola itu, klub-klub sepakbola yang telah besar di sebuah kawasan kini relatif memiliki kelimpahan materi pemain dan kekayaan komersial di bidang penjualan aksesoris serta pendapatan dari hak penyiaran televisi. Ia mengimbau kepada klub sepakbola seperti Manchester United agar mengembangkan kesetiakawanan (solidaritas) dalam setiap kesempatan. Klub yang bakal menjuarai Liga Utama Inggris itu diimbau untuk lebih mengisi tur ke Asia dengan mengadakan pelatihan bagi para pemain Asia, melakukan karya kemanusiaan dan memberi bekal teknis kepada para pemain muda. "Kami harus tahu tempat-tempat yang mereka datangi. Dengan begitu sepakbola tidak sebatas kepentingan bisnis tetapi memberi harapan, hiburan, dan membangkitkan keprihatinan. Sepakbola tidak melulu mencari uang untuk menjadi kaya," katanya, seperti dilaporkan AFP. Ketika ditanya soal motif klub Eropa itu datang ke Asia, Blatter menjawab, "Ada baiknya jika klub-klub besar itu datang kemudian memberi sesuatu yang bermanfaat bagi para pemain sepakbola di Asia." "Klub-klub besar itu telah memperoleh banyak uang lewat hak penyiaran televisi di Asia. Jika mereka datang ke sini secara perorangan, ada baiknya menonjolkan pemain=pemain bintang yang dikaitkan dengan kegiatan seputar sepakbola." "Undanglah para pemain muda, lakukanlah serangkaian kegiatan kemanusiaan, dan selenggarakanlah program pemanduan bakat bagi para pemain." "Kegiatan ini tidak sebatas datang, latihan, tidur, bertanding dan pulang. Lebih dari sekedar memberi dan menerima, seperti kehidupan ini." United mendapat kritik dari Blatter dan bin Hammam pada pekan ini berkaitan dengan tur ke sejumlah negara Asia yang meliputi Makau, Jepang, Korea Selatan dan Malaysia. Kunjungan yang akan diadakan pada Juli 2007 itu bersamaan waktunya dengan penyelenggaraan babak final Piala Asia. Bin Hammam menuduh United "tidak menghormati" sepakbola Asia, yang sedang melakukan pertandingan antar negara. Ia menyambut gembira kedatangan klub sepakbola dari Eropa itu bila saatnya memang tepat, karena tujuannya meningkatkan mutu sepakbola Asia. "Saya yakin ini hanya soal mentalitas dari para penyelenggara yang mengatur kedatangan mereka," katanya. "Banyak dari mereka yang tidak mempedulikan. Mereka hanya mengumpulkan uang dan pergi begitu saja." "Jika mereka mengaku sebagai klub yang besar dan ingin menjadi anutan, mereka ikut bertanggungjawab atas mereka yang selama ini belum memiliki ketrampilan merata tentang sepakbola." "Mereka perlu mendukung pelaksanaan program pelatihan bagi para pemula di kawasan ini. Sekolah-sekolah memerlukan peralatan olahraga, sejumlah liga kurang mampu mengorganisasikan dirinya dengan baik." "Jika engkau ingin berbuat hal yang baik, ada ribuan cara." Chelsea merupakan salah satu klub yang luput dari kritik karena memberi dukungan dana dan teknis untuk menumbuhkan klub-klub sepakbola di China sampai tahun 2010. Ketua Chelsea, Peter Kenyon, secara berkala berkunjung ke Asia kemudian berkampanye kepada klub-klub Inggris untuk berbuat lebih dari sekedar menangguk dolar. Sementara Real Madrid mendapat kritik pedas ketika mereka mengadakan kunjungan ke China pada 2005, karena memberlakukan harga tiket sebesar 100 dolar AS yang berakibat menjauhkan diri dari para fan. "Mereka menyandera sebuah pertandingan hanya dengan memperoleh pendapatan. Sementara China membutuhkan dukungan teknis mencakup program latihan, fasilitas, pengetahuan tentang taktik dan medis. Ini memang proses yang panjang," katanya dalam Konferensi Internasional Sepakbola di Zurich. (*)

Copyright © ANTARA 2007