Medan (ANTARA News) - Ketua Ikatan Alumni Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Rafriandi Nasution, SE, MT mengaku sangat menyesalkan terjadinya bentrokan di kampus perguruan tinggi itu sepanjang Rabu (9/5). "Bentrok itu sangat kita sesalkan. Ajaran Islam sama sekali tidak membenarkan cara-cara seperti itu," katanya ketika menerima sejumlah civitas akademika UISU di Medan, Rabu. Bentrok terjadi sejak Rabu pagi ketika sekelompok orang berseragam sekuriti secara tiba-tiba mendatangi kampus UISU, melakukan penyerangan dan mengobrak-abrik sejumlah peralatan kampus. Mereka juga merusak dan membakar kendaraan bermotor yang tengah parkir di halaman kampus UISU. Sejumlah mahasiswa dan pegawai UISU dilaporkan mengalami luka-luka dalam penyerangan itu dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Ratusan mahasiswa yang ingin masuk ke kampus, sebagian diantaranya bahkan akan mengikuti ujian terpaksa menghindar menyelamatkan diri menyusul bentrok antar dua kubu yang memperebutkan kekuasaan di yayasan perguruan tinggi itu. Rafriandi Nasution berharap pihak kepolisian cepat tanggap dan tidak membiarkan kondisi serupa menjadi berlarut-larut. Ia juga meminta pemerintah mengambilalih UISU demi kepentingan mahasiswa. "Polda harus bertanggung jawab dan melihat persoalan ini secara proporsional," tambahnya. Kuasa hukum USIU, Prof. Edi Warman, SH, MHum mengaku sangat menyesalkan ketidak-profesionalan aparat kepolisian dalam menanggapi situasi. Ia juga mengaku menyayangkan pihak-pihak bertikai yang tidak sabar menunggu proses hukum yang saat ini tengah berlangsung di Pengadilan Negeri Medan. Unjukrasa Sementara itu, sekitar 20-an mahasiswa UISU Rabu sore datang berunjukrasa ke Gedung DPRD Sumut guna mengadukan musibah yang menimpa kampus mereka. Datang dengan membawa sejumlah spanduk dan poster, mereka mengatakan bahwa apa yang menimpa USIU merupakan "tsunami pendidikan". Menurut Kurnia, mahasiswa FISIP UISU, dua rekannya masing-masing mahasiswa Fakultas Hukum dan Fakultas Teknik tewas dalam kejadian itu, sementara belasan lainnya luka-luka dan puluhan hilang tidak tahu rimbanya. Ia juga mengaku sangat menyesalkan pihak kepolisian yang tidak mampu mengamankan situasi. Ia juga menyesalkan lemahnya intelijen aparat yang tidak mampu mengantisipasi kejadian yang sangat memalukan dan memilukan tersebut. Hingga Rabu sore suasana di kampus UISU masih mencekam. Sekelompok orang masih terus bertahan di dalam halaman kampus, sementara puluhan petugas masih terus siaga dengan segala kemungkinan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007