PBB saat ini tidak berada dalam posisi untuk secara independen mengabsahkan laporan ini."
Markas PBB, New York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyatakan bahwa sangat terganggu oleh laporan mengenai dugaan penggunaan senjata kimia dalam satu serangan udara di Provinsi Idlib di bagian barat-laut Suriah.

"PBB saat ini tidak berada dalam posisi untuk secara independen mengabsahkan laporan ini," katanya melalui juru bicara Sesjen PBB, Selasa (4/4) waktu setempat.

Menurut laporan media, sebanyak 70 orang tewas dan 200 orang lagi cedera pada Selasa dalam serangan gas di daerah yang dikuasai gerilyawan di Idlib Selatan.

Misi Pencari Fakta dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) mengumumkan bahwa pihaknya mulai mengumpulkan informasi untuk mengonfirmasi penggunaan senjata kimia di Idlib, demikian laporan kantor berita Xinhua China.

Guterres, yang mantan Perdana Menteri (PM) Portugal, juga menyatakan bahwa Dewan Keamanan (DK) PBB menetapkan penggunaan senjata kimia di mana pun merupakan pelanggaran serius hukum internasional.

Sem, Obserentara itu, Obsevatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa beberapa pesawat tempur melancarkan serangan gencar terhadap Kota Kecil Khan Sheikhoun, yang dikuasai gerilyawan di Idlib sehingga menewaskan 58 warga orang, kebanyakan warga sipil.

Kelompok oposisi Suriah menuduh Angkatan Udara Suriah berada di belakang serangan itu.

Tanpa memberi bukti, Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengutuk serangan gas tersebut sebagai "perbuatan keji oleh Pemerintah Suriah".

Militer Suriah dengan tegas membantah telah melancarkan serangan beracun, demikian laporan kantor berita resmi Suriah (SANA) pada Selasa.

Pihak militer itu menyatakan tuduhan AS sama sekali tak berdasar sebab militer Suriah tidak pada masa lalu dan sekarang, serta tidak akan menggunakan senjata kimia pada depan.

Secara terpisah, militer Israel menganggap "kelompok teroris" bertanggung-jawab atas penggunaan senjata kimia.

Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura mengatakan serangan tersebut diduga adalah senjata kimia dan dilancarkan dari udara, dan menyatakan mesti ada "pengakuan jelas mengenai tanggung-jawab dan pertanggungjawaban".

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017