Dili (ANTARA News) - Calon presiden Timur Timur, Jose Ramos-Horta, Kamis, menyatakan keyakinannya bahwa ia memimpin perolehan suara atas pesaingnya saat penghitungan suara yang masih terus berlangsung menyusul pemilihan presiden negara tersebut pekan ini. Pemenang hadiah Nobel itu mengatakan, dia sangat yakin bahwa dia mempimpin di hampir semua 13 distrik di Timor Timur, dan pada akhirnya akan menghimpun lebih dari 80 persen suara, kata para pemantau dan pengamatnya di pos-pos pemungutan suara. "Saya masih menunggu hasil-hasil resmi, sebab mereka masih terus menghitung, namun saya telah memperoleh antara 70 sampai 80 persen dari jumlah suara," kata Ramos-Horta kepada para wartawan di ibukota Dili. "Di hampir semua distrik, di seluruh distrik barat, saya rasa saya yang menang." Timor Timur menyeleggarakan pemilihan presiden yang berlangsung damai Rabu, dengan jumlah pemilih yang cukup tinggi di negara miskin berpenduduk satu juta orang ini. Ramos-Horta mengatakan, dia mengalami kekalahan di tiga distrik yang menjadi benteng pesaingnya, ketua Partai Fretilin yang berkuasa Francisco `Lu-Olo` Guterres. "Di Los Palos, Suai, para pengamat dan staf pemilihan mendapati banyak kotak-kotak dengan surat suara untuk Lu-Olo yang sudah dilubangi. Ini jelas upaya keras untuk manipulasi," katanya. Ramos-Horta mengulangi seruannya kepada PBB agar mengawasi pemilu parlemen pada Juni, termasuk majelis daerah, karena Sekretariat Teknik Penyelenggara Pemilu Timor (STAE) dianggap kurang tegas dalam menjalankan tugas. "Saya berpendapat, setelah mempelajari dan mengamati pemilu ini, pemilu Juni harus berjalan lebih baik dengan pengamatan PBB, karena STAE tidak kompeten dan terjadi banyak kasus manipulasi," katanya. Para pejabat mengatakan, penghitungan suara akan dilakukan dalam dua hari, meskipun sebagian hasilnya sudah diumumkan Kamis. Pemilihan presiden Timor Timur digelar untuk menggantikan presiden Xanana Gusmao yang karismatik, dan merupakan pemilu pertama yang dilakukan sejak negara kecil itu merdeka pada 2002, demikian AFP.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007