Jakarta (ANTARA News) - Kondisi fisik yang diuji dalam tes kebugaran atau "fitness test" menjadi syarat utama seorang wasit dan asisten wasit bisa berkiprah di liga tertinggi Indonesia, Liga 1, kata anggota Komite Wasit PSSI Yesayas Leihitu .

"Tes kebugaran yang diadakan hari Senin, 10 April 2017, di Rawamangun akan menjadi penentu," ujar Yesayas di Jakarta, Sabtu.

Dia mengatakan ada 45 wasit dan 55 asisten wasit yang akan diseleksi. Ke-100 perangkat pertandingan itu sudah mendapat penyegaran wawasan dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) pada 6-9 April 2017 di Jakarta.

Setelah menjalani tes fisik, selanjutnya wasit dan asisten wasit tersebut menjalani uji kejiwaan atau psikotes demi mengetahui kondisi mental wasit sebelum menghadapi laga.

Sayangnya, belum diketahui berapa wasit dan asisten wasit yang akan turun di Liga 1. Menurut Ketua Departemen Wasit PSSI Ngadiman Asri, operator Liga 1, PT Liga Indonesia Baru (LIB) belum berkomunikasi dengan pihaknya terkait wasit.

"Kami masih menunggu permintaan dari LIB," kata Ngadiman.

Penampilan wasit dan asisten di Liga 1 nantinya juga akan diawasi oleh pengawas wasit atau "referee assessor".

Meski jumlahnya di Indonesia tidak banyak, pengawas wasit yang berasal dari wasit-wasit berpengalaman ini dianggap sangat penting keberadaannya di sebuah pertandingan.

"Referee assessor harus ada, walau nanti di Liga 1 hanya akan ada di laga-laga krusial karena jumlahnya memang terbatas. Dia bertugas melakukan penilaian kinerja wasit," tutur Ngadiman.

Sementara terkait wasit-wasit yang sempat dibebastugaskan di Piala Presiden 2017 karena dianggap melakukan kesalahan saat memimpin pertandingan, Departemen Wasit PSSI memastikan mereka masih berkesempatan bertugas di Liga 1 yang akan dimulai pada Sabtu (15/4).

Alasannya, pihak penyelenggara Piala Presiden 2017 tidak pernah melaporkan kinerja wasit baik kepada Departemen maupun Komite Wasit PSSI.

"Tidak ada laporan dari panitia dan tidak ada rekaman apapun yang diberikan kepada kami. Jadi tidak ada dasar untuk memberikan hukuman," kata Ngadiman.

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017