Dortmund (ANTARA News) - Pelatih Dortmund Thomas Tuchel mengecam UEFA atas penjadwalan ulang pertandingan leg pertama perempatfinal Liga Champions melawan AS Monaco menyusul tiga ledakan yang terjadi pada Selasa (11/4) malam waktu Jerman.

Tuchel mengatakan UEFA tidak memberikan banyak waktu kepada Dortmund yang terpaksa menggelar pertandingan hanya berselang 24 jam setelah ledakan terjadi.

Para pemain Dortmund yang masih terguncang akibat insiden itu pun dikalahkan Monaco dengan skor 3-2 di Signal Iduna Park.

"Kami tidak pernah ditanya, kami diberitahu melalui pesan teks bahwa UEFA membuat keputusan di Swiss. Itu terasa jahat," kata Tuchel pada konferensi pers seusai pertandingan dilansir dari ESPN, Kamis.

"Beberapa menit setelah serangan, satu-satunya pertanyaan adalah apakah permainan bisa dilakukan atau tidak. Kami diperlakukan seolah-olah hanya kaleng bir yang dilemparkan ke bus," keluh Tuchel.

"Kami berada di luar bus, Marc (Barta) dilarikan dengan ambulan, dan kami diberitahu tentang keputusan. Itu tidak memberikan perasaan yang baik," lanjutnya.

Tuchel kemudian menjelaskan Dortmund terpaksa menujuk para pemain yang paling siap untuk bermain.

"Kami memberikan kesempatan terbuka pada setiap pemain yang mau bermain," tambahnya. "Kami membutuhkan lebih banyak waktu untuk mencerna semua ini. Kami tidak mendapatkan waktu. Kami menerima fakta bahwa pertandingan sudah dijadwal."

Tuchel mengaku tidak bisa mengeluarkan skuat terbaik Dortmund pada pertandingan itu. "Kami bahkan bisa memenuhi skuat kami, semua pemain muda dari daftar B juga terluka," katanya.

Gelandang Dortmund Nuri Sahin mengatakan kepada televisi Norwegia bahwa para pemain dalam kondisi yang sulit.

"Sulit untuk berbicara tentang hal itu," katanya. "Sulit untuk menemukan kata yang tepat. Saya merinding ... ketika Anda berada di bus tadi malam ... Saya tidak bisa melupakan wajah para pemain."

Pewarta: Alviansyah P
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017