Beijing (ANTARA News) - Kementerian kesehatan China telah minta agar kepolisian menempatkan personilnya di rumah-rumah sakit setempat untuk melindungi para karyawan dari serangan pasien atau keluarga pasien yang tidak puas. Jurubicara Kementerian Kesehatan China, Mao Qu`nan, meminta agar polisi dan rumah sakit bekerjasama untuk "menghentikan kecenderungan kekerasan" dan memberikan pelayanan yang lebih baik untuk pasien, tulis harian China Daily seperti dilansir Reuters. "Menciptakan lingkungan pelayanan kesehatan bukan hanya tugas rumah sakit," tulis harian itu --yang mengutip Mao. "Polisi harus lebih banyak terlibat dalam melindungi staf rumah sakit atau rumah sakit itu sendiri." Perselisihan antara pasien dan rumah sakit merupakan hal yang sering terjadi di China, yang warganya tidak lagi memiliki jaminan kesehatan seumur hidup seiring reformasi pasar pada dasawarsa 1980-an. Keadaan tersebut diikuti oleh lemahnya pengawasan sehingga menyebabkan pembayaran yang berlebih (overcharging), perawatan palsu serta korupsi. Sebanyak 9.831 serangan akibat perselisihan itu telah menyebabkan kerusakan barang-barang rumah sakit senilai lebih dari 200 juta yuan ($26 juta) dan mencederai lebih dari 5.500 pekerja medis, tulis koran tersebut --yang mengutip data kementerian kesehatan. Pada Desember, dokter dan jururawat di rumah sakit Shanxia, Shenzhen, provinsi Guangdong, diwajibkan menggunakan helm proyek saat bekerja setelah keluarga seorang pasien yang meninggal, selama berhari-hari, mendorong-dorong dan meludahi staf rumah sakit demi mendapatkan ganti-rugi. Sejumlah rumah sakit telah mempekerjakan polisi untuk berkeliling dan menjaga ketertiban, tulis koran itu.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007