Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia Jakarta Raya (PWI Jaya) Kamsul Hasan mengharapkan media massa bersikap netral pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta Putaran Kedua yang digelar 19 April 2017.

"Independensi media juga menjadi hal yang penting dalam mengawal pesta demokrasi atau pilkada, serta jangan beropini dan biarkan masyarakat yang menilai," kata Kamsul di Jakarta Selasa.

Kamsul menjadi salah satu pembicara saat pada diskusi bertemakan Peran Pers Dalam Pesta Demokrasi dan Deklarasi Jurnalis Jakarta untuk Pilkada Damai.

Kamsul menyebutkan jurnalis bekerja seperti setengah dewa ketika memberitakan tetap menerima protes, bahkan jika tidak memiliki kompetensi maka akan menjadi berita "sampah".

Dikatakan Kamsul, pers berperan menjadi salah satu pilar demokrasi yang memiliki sumbangsih dalam pembangunan sistem demokrasi negara.

"Netralitas media diperlukan sebagai filter dari kegaduhan informasi dan hoax di masyarakat terutama pada sosial media," ujar Kamsul.

Sementara itu, Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jaya Fajar Kurniawan menuturkan penyelenggaraan pilkada merupakan bentuk pesta demokrasi di Jakarta maupun Indonesia.

Fajar mengemukakan pesta demokrasi itu harus menjadi alat pemersatu dengan dukungan media massa yang berperan menciptakan suhu politik yang menyejukkan dan stabil.

"Sehingga netralitas media menjadi keutamaan mengingat fungsi dan peran media signifikan dalam proses demokrasi," tegas Fajar.

Lebih lanjut, Fajar menerangkan jurnalisme independent tidak berpihak dan mengedepankan keberimbangan (cober booth side) sehingga masyarakat menerima informasi yang benar dan tidak diarahkan pada masalah tertentu.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta akan menggelar Pilkada Putaran Kedua yang diikuti pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saifuk Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada Rabu (19/4).

(T.T014/A011)

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017