Paris (ANTARA News) - Calon kubu tengah dan mantan menteri ekonomi Emanuel Macron serta calon sayap kanan-jauh Marine Le Pen pada Ahad (23/4) diproyeksikan menempati posisi teratas dalam babak pertama pemilihan presiden Prancis.

Perkiraan yang diperbarui dan didasari atas penghitungan awal kertas suara oleh lembaga survei Elabe untuk lembaga penyiaran lokal BFMTV menunjukkan Macron unggul dengan 24 persen suara, dan Le Pen meraih 21,8 persen.

Sebanyak 11 calon ikut dalam pemilihan presiden Prancis tahun ini, dan kedua calon utama dijadwalkan berhadapan dalam babak berikutnya pada 7 Mei.

Dalam satu pertemuan setelah pemungutan suara, Le Pen memuji hasil tersebut sebagai "bersejarah", dan menyampaikan "terima kasih yang sangat besar" kepada para pendukungnya, demikian laporan Xinhuai.

Wanita calon presiden itu juga menyeru pemilih agar bergabung dengan dia untuk menciptakan "persatuan nasional", dan berjanji akan membawa "pilihan yang sangat besar" buat negeri tersebut.

Presiden Prancis Francois Hollande mengucapkan selamat kepada Macron melalui telepon karena ia maju ke putaran kedua, demikian laporan media Prancis.

Calon konservatif sayap-kanan  Francois Fillon mengakui kekalahan pada Ahad malam, dan berikrar akan memberi suara buat Macron dalam babak kedua pada 7 Mei.

"Saya kalah. Jangan tercerai-berai, tetap bersatu," kata Fillon kepada pendukungnya dalam satu pertemuan setelah pemungutan suara.

Menurut perkiraan yang diperbarui, Fillon berada di posisi ketiga dengan 19,9 persen suara, sedangkan calon dari sayap kiri-jauh Jean-Luc Melenchon menempati posisi keempat dengan 19,3 persen suara.

(C003)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017